Berita Bola – Oezil Nampak Tak Bahagia Pada Arsenal
2 min read
Dietmar Hamann, mantan pemain dari timnas Jerman, mengatakan bahwa Mesut Oezil tidak terlihat bahagia di tim Arsenal. Selain itu, Hamann pun mengungkapkan adanya kekhawatiran terkait masa depan Oezil. Sosok playmaker internasional asal Jerman tersebut diboyong dari Real Madrid menuju Arsenal dalam nilai transfer fantastis dan pecahkan rekor milik klub. Di awal kedatangannya lalu, Oezil memang nampak impresif namun performanya kian menurun saat paruh kedua musim.
Akan tetapi, Oezil ternyata masih ‘termaafkan’ sebab ikut membantu The Gunners dalam mengakhiri puasa gelar juara saat merebut trofi dari Piala FA serta sudahi musim dalam catatan 14 assist serta 7 gol pada 42 tampil dalam seluruh kompetisi. Di musim keduanya, sejumlah kritik lalu rajin didaratkan pada Oezil. Pesepakbola yang berdarah Turki tersebut belum bisa berkontribusi pada laga kelimanya dengan Arsenal yang termasuk ketika dibekuk Borussia Dortmund 0-2 pada Liga Champions.
Dalam laga itu, Oezil bagai tak kelihatan hingga digantikan pada awal babak dua. Namun, banyak pula yang berpendapat penampilan Oezil memburuk lantaran ia dimainkan pada posisi sayap yang bukanlah posisi terbaik baginya. “Saya tak tahu bagaimana Arsenal bereskan dia,” kata Hamann pada TalkSPORT. “Ia sudah di sana cukup lama saat ini. Ia tak terlihat bahagia, saya tak tahu ada apa dengan anak ini. Ia tampil bagus saat bersama Jerman dalam Piala Dunia.”
“Posisi terbaik yang dapat ia mainkan pada Inggris ialah ada di belakang sosok penyerang tengah. Permainannya memang berbeda dari Inggris yang mana lebih intens, cepat, dan mengandalkan fisik,” lanjut mantan pemain yang sempat mendukung Bayern Munich, Liverpool, serta Manchester City tersebut.
“Bila Anda membeli sosok pemain dengan harga 42 juta pound dan mereka tak dapat bermain bagus pada tiap pertandingan, serta saat mereka tak bermain bagus, mereka pun bermain dengan cara biasa saja.” “Lawan Dortmund, ia ditarik keluar 60-an menit serta Anda bahkan tak tahu ia sudah di atas lapangan. Tak ada satu momen yang membuat Anda berpikir ‘itu sangat berkelas’. Tak ada apapun,” kata Hamann.
