Kabar Internasional – Mahathir Siap untuk Pimpin Malaysia Lagi Setelah Kemenangan Pemilihan Umum yang Mengejutkan

Mahathir Mohamad pada hari Kamis (10/5) menyisihkan keraguan dan berhasil membuktikan diri bahwa ia akan menjadi perdana menteri Malaysia berikutnya. Hal ini menyusul kemenangan mengejutkannya atas koalisi yang telah memerintah negara Asia Tenggara selama enam dekade sejak kemerdekaan dari Inggris.

“Ada urgensi di sini, kita perlu membentuk pemerintahan sekarang, hari ini,” kata Mahathir pada konferensi pers, di mana dia bersikeras bahwa dia akan dilantik sebagai perdana menteri pada hari Kamis (10/5).

Raja konstitusional Malaysia telah memberi Mahathir sebuah audiensi pada jam 5:00 sore. (0900 GMT), seorang pemimpin dari Pakatan Harapan nya (Alliance of Hope) kepada Reuters. Mahathir memerintah Malaysia dengan tangan besi dari 1981 hingga 2003 dan sekarang, dengan babak kedua pada usia 92 tahun, diatur untuk menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. Aliansi empat partainya mengalahkan koalisi Barisan Nasional (BN) Perdana Menteri Najib Razak, yang dulunya adalah anak buah Mahathir tetapi menjadi saingannya yang paling pahit.

Sebelumnya pada hari Kamis (10/5), Najib muncul untuk menimbulkan keraguan bahwa Mahathir akan segera mengambil alih kantor karena tidak ada partai tunggal yang memenangkan mayoritas kursi sederhana di parlemen beranggota 222, dan akan tergantung pada raja untuk memutuskan. Hasil resmi menunjukkan bahwa koalisi Mahathir memenangkan 113 kursi, satu lebih dari jumlah yang diperlukan untuk memerintah. Tapi itu belum terdaftar secara resmi sebagai aliansi.

Dalam suasana gembira dan lelucon, Mahathir menepis keraguan dia akan menjadi perdana menteri. “Saya bangun terlambat, banyak orang bangun terlambat,” jawabnya ketika ditanya mengapa ada keterlambatan dalam bersumpah, karena hasil pemilihan hanya diumumkan secara resmi sekitar pukul 5 pagi. Dia mengatakan bahwa dia telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak yang akan memberikan kepada pemerintahnya 135 anggota parlemen.

Pasar Malaysia ditutup dan akan dibuka kembali hanya pada hari Senin, tetapi investor luar negeri yang gugup tentang pemecatan Najib, yang telah berkuasa selama hampir satu dekade. Ringgit kehilangan empat persen dalam perdagangan luar negeri, sementara dana ekuitas luar negeri Malaysia menunjukkan penurunan 6 persen dalam nilai saham.