Nasional – Dua jembatan yang berlokasi di Desa Bisui, Kecamatan Gane Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, terputus karena diterjang banjir pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Kedua jembatan ini membentang di antara sungai Laisoma dan sungai Uaf. Selain itu juga menghubungkan Desa Bisui dan Luim.
Jembatan darurat ini putus setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. “Kemarin hujan full, mulai dari pagi. Mulai jam 6 pagi sudah mulai hujan. (Kejadian) itu sekitar jam 10 malam.”
“Beruntung tidak ada korban saat itu. Karena saat hujan makin deras dan mulai banjir, warga sudah tidak beraktivitas di luar rumah,” kata Sekretaris Desa Bisui, Fahmi Abd Kahar saat dihubungi Kompas.com dari Ternate, Rabu (21/8/2024).
Kedua jembatan ini merupakan satu-satunya, akses penghubung kedua desa.
“Dampaknya ya itu, akses penghubung kedua desa terhambat. Juga menghambat aktivitas orang jual beli dan warga pergi ke kebun,” ungkap dia.
Bahkan, kata dia, kedua desa tidak bisa menghadiri undangan upacara HUT Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2024 di kecamatan akibat putusnya jembatan ini.
Menurutnya, kedua desa ini sudah lama tak memiliki jembatan permanen. Bahkan, sudah dua kali jembatan ini putus akibat banjir meski telah diperbaiki warga dan dibantu oleh pihak swasta.
“Ini sudah dua kali jembatan jatuh (putus). Pertama kejadian di bulan ini, sebelum 17 Agustus. Kemudian ada dari pihak perusahaan bantu bikin (bangun kembali),” kata dia.
Guna mensiasati akses penghubung kedua desa, warga biasanya menggunakan jasa rakit. Hal ini cukup memudahkan mobilitas orang dan barang. Namun harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Ada juga keluhan dari warga, yang di kerja tambang. Harus bayar Rp 50.000 sekali menyeberang per motor. Padahal, sebelum jembatan putus hanya Rp 10.000.”
“Harapan kepada pemerintah kabupaten, jika saat ini masih jembatan darurat, mungkin bisa membuat jembatan permanen. Sehingga aktivitas semakin lancar,” harapnya.