Nasional – Hujan deras sejak Senin (19/5/2025) siang hingga malam memicu bencana tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Tebing setinggi puluhan meter runtuh dan menimbun sedikitnya sepuluh rumah warga. Tiga rumah di antaranya rata dengan tanah, sementara tujuh lainnya mengalami kerusakan berat.
Peristiwa tanah longsor di Trenggalek ini mengakibatkan enam warga dilaporkan hilang. Mereka adalah Mbah Mesinem, Nitin, Tulus, Mbah Yatini, Mbah Yatemi, dan Torik.
Keenamnya diduga sedang berada di dalam rumah saat longsor terjadi. Hingga kini, proses pencarian belum bisa dilakukan karena akses menuju lokasi tertutup material longsor yang sangat tebal.
“Rencananya operasi tim SAR baru akan digelar Selasa (20/5/2025) pagi,” kata Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro.
Tak hanya longsor, bencana alam di Jawa Timur kali ini juga berupa banjir besar yang melanda empat kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Trenggalek, Karangan, Pogalan, dan Gandusari.
Ketinggian air bervariasi antara 50 sentimeter hingga satu 1,5 meter sehingga aktivitas warga lumpuh total.
Tim penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi warga terdampak.
Proses evakuasi pun berlangsung dramatis. Petugas harus membopong seorang nenek yang sudah dalam kondisi lemah.
Sementara itu, di Desa Punjung, upaya evakuasi belum bisa dilakukan karena air telah mencapai leher orang dewasa.
“Untuk Desa Punjung, karena airnya mencapai leher orang dewasa (evakuasi) belum dapat kita lakukan,” kata anggota Baznas Tanggap Bencana, Kabib Tohari.
Banjir juga melumpuhkan layanan RSUD dr Soedomo Trenggalek. Air merendam ruang tunggu pasien dan sebagian ruang depan rumah sakit.
Bahkan, jalur nasional yang menghubungkan antarwilayah turut terendam, menyebabkan kemacetan dan lumpuhnya arus lalu lintas.
Tanah longsor Trenggalek dan banjir besar kali ini menjadi peringatan serius bagi warga, khususnya saat musim hujan ekstrem. Pemerintah mengimbau warga tetap waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda-tanda bahaya.