Berita Bola – San Siro jadi saksi runtuhnya mimpi besar Inter Milan. Di tengah ambisi untuk mengulang sejarah emas 2010, pasukan Simone Inzaghi justru tersandung di panggung Coppa Italia.
Ironisnya, batu sandungan itu datang dari halaman sendiri. AC Milan, sang rival sekota, tampil superior dan memaksa Inter bertekuk lutut dengan skor telak 0-3.Hasil itu menutup agregat semifinal menjadi 1-4. Seketika, asa menyapu bersih gelar musim ini lenyap dan Inter harus kembali menapaki bumi dengan kenyataan pahit.
Namun, langit treble masih menyala di dua sudut Eropa. Kota Milan (Inter) tak lagi masuk hitungan. Sekarang, hanya tersisa Paris (PSG) dan Catalunya (Barcelona).
Harapan Inter kini bertumpu pada dua medan tersisa: Serie A dan Liga Champions. Namun, jalan menuju kejayaan tak lagi mulus.
Di Serie A, Inter memang masih memimpin klasemen. Namun, posisi mereka jauh dari kata aman karena poin yang dikumpulkan identik dengan Napoli. Sementara itu, kompetisi menyisakan lima pekan penuh tekanan.
Di Liga Champions, Inter sudah sampai semifinal. Tantangan terbesar mereka kini adalah Barcelona — tim yang bukan hanya sedang panas, tapi juga bermimpi hal yang sama: treble winners.
Di Prancis, PSG melaju tanpa rem. Gelar Ligue 1 sudah aman dalam genggaman. Target mereka kini berubah: juara dengan catatan tanpa kekalahan.
Coupe de France juga sudah hampir dalam jangkauan. Reims menanti di final yang dijadwalkan pada 24 Mei, laga yang bisa jadi langkah kedua menuju treble.
Namun, ujian sesungguhnya ada di Eropa. Arsenal, sang penakluk Real Madrid, akan jadi lawan PSG di semifinal Liga Champions. Sebuah duel yang bisa saja menggagalkan segalanya.
Barcelona juga masih berada di jalur tiga mahkota. Kemenangan tipis atas Real Mallorca membuat mereka kukuh di puncak La Liga, unggul atas Real Madrid dengan lima laga tersisa.
Akhir pekan ini, duel El Clasico di final Copa del Rey akan jadi kunci. Jika menang atas Madrid, maka satu batu loncatan menuju treble sudah berhasil mereka lewati.
Di Liga Champions, ujian mereka berikutnya datang dari Italia. Ironisnya, Inter — yang baru saja kehilangan mimpinya — kini berdiri di jalur Barcelona. Sebuah momen krusial: apakah Inter jadi batu sandungan, atau justru pelengkap cerita indah Blaugrana?
Musim 2024/2025 telah menyisakan simpul-simpul dramatis. Satu demi satu kandidat treble berguguran dan kini hanya dua yang masih sanggup menjaga mimpi itu tetap hidup.
Inter telah tumbang, tapi sepak bola selalu menawarkan kesempatan lain. Serie A dan Liga Champions masih terbuka meski tanpa lagi aroma sejarah besar.
Kini, sorotan tertuju pada Paris dan Catalunya. Dua kota, dua klub raksasa, satu ambisi: menuliskan sejarah baru dengan tinta emas.