Nasional – Masyarakat kesulitan mendapatkan BBM jenis pertamax di hampir seluruh SPBU di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dalam tiga hari terakhir. Antrean panjang kendaraan terjadi hingga 3 kilometer lebih di seluruh SPBU dan viral di media sosial.
Dalam rekaman video terlihat sepeda motor dan mobil mengantre untuk mendapatkan pertamax di hampir seluruh SPBU di Balikpapan. Kelangkaan pertamax membuat pengendara terpaksa beralih menggunakan pertalite.
Banyak pengendara motor dan mobil mengeluh karena harus mengantre berjam-jam untuk isi BBM akibat kelangkaan pertamax. Panjangnya antrean kendaraan di banyak SPBU membuat arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Balikpapan macet.
Sseorang warga Balikpapan Romi mengaku sudah dua hari kesulitan mendapatkan pertamax. Dia bahkan sudah mengantre lebih 2 jam di SPBU, tetapi belum juga berbuah hasil.
Menurut Romi, kondisi itu sangat ironi mengingat Balikpapan dikenal sebagai Kota Minyak, tetapi masyarakat justru kesulitan mendapatkan BBM.
“Ini Kota Minyak ya, harusnya lebih mudah dapat minyak dong,” ujar Romi kepada Beritasatu.com saat mengantre pertamax di SPBU Jalan Marsma Iswayudi, Balikpapan, Senin (19/5/2025) sore.
Kelangkaan pertamax berdampak terhadap aktivitas warga di Balikpapan. Banyak warga terpaksa harus menunda pekerjaan demi mendapatkan bahan bakar minyak di SPBU.
Romi mengaku sudah keliling ketiga SPBU di Balikpapan, namun tidak berhasil mendapatkan pertamax.
“Saya sudah keliling-keliling di mana-mana (pertamax) kosong semua. Kita sebagai masyarakat harusnya semakin dipermudah, ini sangat terganggu,” sambung Romi.
Area Manager Commrel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Edi Mangun membantah ada kelangkaan pertamax di Balikpapan.
Menurutnya, antrean panjang kendaraan di seluruh SPBU di Kota Balikpapan terjadi karena ada keterlambatan proses distribusi pertamax dari terminal BBM ke SPBU.
“Kami ingin memastikan bahwa pasokan BBM jenis pertamax di wilayah Balikpapan masih tersedia, meskipun terjadi keterlambatan distribusi dalam beberapa hari terakhir,” kata Edi Mangun.