Nasional – Aksi ala film Walid yang berjudul Bidaah benar-benar terjadi pada santriwati di sebuah pondok pesantren di Gunung Sari, Lombok Barat. Mereka menjadi korban AF, pimpinan yayasan Ponpes sekaligus pendidik di Ponpes tersebut.
“Modus yang dilakukan tersangka sebelum mencabuli dan menyetubuhi korban salah satunya meminta korban meminum air liurnya dan mengiming imingi korban dapat keturunan yang memberi sinar dan cahaya di desanya,” kata Kasat Reskrim Polres Kota Mataram, AKP Regi Halili, Kamis (24/5/2025) di Mapolresta Mataram.
Ini adalah aksi yang dilakukan tersangka yang kemudian menyadarkan puluhan santriwati yang pernah menjadi korbannya. Mereka saling terhubung dalam grup WhatsApp alumni.
“Film Walid itulah yang menggerakkan mereka melapor, karena ada beberapa adegan film itu terjadi pada mereka, salah satunya meminumkan ludah dalam mulut korbannya,” kata Regi.
Adegan itu memang muncul dalam film berjudul Bidaah tersebut, di mana Walid menumpahkan air yang diminumnya dalam mulut santri-santrinya. Aksi jahat itu juga dilakukan AF pada santrinya jauh sebelum film Walid ala Malaysia viral.
AF atau Walid ala Lombok setelah ditetapkan sebagai tersangka, mengakui bahwa telah melakukan pencabulan dan persetubuhan dengan para santriwatinya. Namun AF mengaku lupa berapa orang yang diperlakukan tidak patut.
“Saya lupa berapa orang tetapi sejak 2015 hingga 2021,” akunya.
Dia juga mengakui menyentuh santrinya dan hal itu disesalinya. AF mengaku khilaf.
“Saya melakukan pencabulan dan berhubungan badan pada sepuluhan orang santri saya. Saya hanya mengajarkan doa pada santri-santri saya sekaligus mengizasahkannya (menurunkan ilmu) pada mereka,” kata AF.
AF tahu bahwa apa yang dilakukannya tidak diperbolehkan dan itu merupakan kesalahan. AF mengaku bahwa para korban tidak dipilih tetapi langsung tertuju pada santri yang diinginkannya.
Ia pun membenarkan upaya memperdaya korban-korbannya dengan menyentuh bagian vital mereka karena melihat ada bayangan putih di atas kepala korban dan keluar dari dari tubuhnya.
Lalu, ia mengajak korban melakukan persetubuhan dan mengiming imingi korban akan melahirkan anak keturunan wali.
Terkait aksi meminumkan ludahnya pada korban dan mengiming imingi korban akan melahirkan anak yang merupakan cahaya bagi desanya, AF berdalih hanya menjanjikan korban pasangan yang baik.
“Saya hanya katakan hal sederhana pada mereka akan mendapat pasangan yang baik, mendapatkan keturunan yang baik. Itu saja saya katakan pada mereka, semua sudah saya akui di pemeriksaan kemarin,” katanya berusaha mengelak pertanyaan wartawan.
AF meminta maaf kepada para santriwati yang telah menjadi korbannya.
“Saya meminta maaf, karena secara otomatis saya telah menghancurkan segala galanya, menghancurkan keluarganya, dan menghancurkan hati masyarakat sekitar,” ungkapnya.
AF mengenakan pakaian tahanan warga orange, tangannya terikat borgol plastik, dan mengenakan masker hitam. Hari ini dia menjalani pemeriksaan lanjutan setelah ditetapkan menjadi tersangka dugaan pelecehan dan persetubuhan atas 22 orang santriwatinya.
Dari catatan kepolisian telah 13 orang yang melapor menjadi korban AF, 5 diantaranya mengaku telah disetubuhi tersangka.