Nasional – Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin luas di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Total 44 ekor sapi teridentifikasi sebagai suspek hingga Rabu (8/1/2025).
Penyebaran kasus ini mencakup empat kecamatan, yaitu Pilangkenceng, Saradan, Gemarang, dan Kare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun, Paryoto, mengungkapkan bahwa dari 44 ekor sapi yang teridentifikasi, 18 di antaranya dinyatakan sembuh, sementara lima sapi dilaporkan mati.
Terdapat juga penambahan kasus baru sebanyak 11 ekor.
“Laporan terakhir menunjukkan penambahan kasus suspek PMK sebanyak 11 ekor, yang terdiri dari dua kasus di Pilangkenceng, empat kasus di Gemarang, empat kasus di Saradan, dan satu kasus di Kare.”
“Sementara itu, 33 kasus lainnya masih dalam proses penyembuhan, semua kasus ini terjadi pada sapi,” ujar Paryoto.
Meskipun jumlah kasus suspek PMK terus meningkat dan menyebar ke berbagai wilayah, Paryoto menyatakan bahwa Pemkab Madiun hingga saat ini belum menerima hasil uji sampel darah yang dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta.
Sampel tersebut dikirim sejak pekan lalu.
“Hasil tesnya belum keluar, apakah ada yang positif atau negatif. Kami masih menunggu dalam satu atau dua hari lagi,” tuturnya.
Paryoto juga menambahkan bahwa kemungkinan besar sampel yang dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta positif PMK, berdasarkan gejala yang muncul pada hewan.
Gejala tersebut meliputi keluarnya liur berlebihan dari mulut dan hidung sapi, serta luka pada kaki dan kuku yang terlepas.
“Walau hasilnya belum keluar, saya yakin ini PMK. Apalagi di daerah sekitar Madiun banyak ditemukan kasus PMK,” imbuhnya.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa sebanyak 29 ekor sapi milik peternak di Kabupaten Madiun terindikasi terinfeksi PMK, dengan gejala terlihat dari mulut sapi yang berbusa dan luka-luka pada kakinya.
Paryoto menjelaskan bahwa kasus-kasus tersebut banyak ditemukan di Kecamatan Jiwan, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan, di mana banyak kasus PMK telah terdeteksi sebelumnya.
“Dari laporan lapangan, sebanyak 29 ekor sapi yang terindikasi PMK berada di wilayah Kecamatan Jiwan.”
“Dari jumlah tersebut, dua ekor sapi dilaporkan mati. Namun, kedua sapi yang mati belum diambil sampelnya, sehingga belum dapat dipastikan terinfeksi PMK atau tidak,” kata Paryoto.