Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Unik Aneh – Sambutlah, Baju yang Tak Butuh Dicuci!

2 min read

Peneliti asal Universitas RMIT Melbourne, Australia, saat ini sedang mengembangkan bahan untuk baju yang kelak tak perlu dicuci. Ini karena bahan tersebut, hanya memerlukan sinar matahari atau sinar lain untuk menghilangkan segala noda. Ini dikarenakan bahan tekstilnya yang dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi nano. Peneliti RMIT Melbourne itu saat ini sedang mengembangkan tesktil yang dapat membersihkan sendiri, yaitu dengan pengolahan struktur nano untuk tekstil, yang apabila terkena paparan sinar, dapat mengeluarkan energi, yang dapat mematikan unsur-unsur organik yang tidak diingikan.

Dengan memanfaatkan sinar matahari, ataupun sekedar sinar lampu saja sudah dapat melenyapkan noda di tekstil itu. Menurut para peneliti itu, langkah selanjutnya ialah mengembangkan bahan tekstil anti bakteri yang dapat membasmi bakteri yang umumnya disebut sebagai ‘superbugs.” Dr Rajesh Ramanathan, yang merupakan salah satu dari anggota dari tim peneliti pada Laboratorium Riset Ian Potter NanoBioSensing Facility and NanoBiotechnology RMIT tersebut mnagku bahwa timnya bekerja memanfaatkan struktur dari bahan perak serta tembaga. Kedua bahan tersebut memang dikenal mempunya kemampuan untuk menyerap cahaya.

“Pada dasarnya, yang kami lakukan ialah memakai tekstil katun, lalu menggunakan sejumlah metodologi demi mengembangkan struktur nano pada tekstil itu, lalu saat struktur tersebut terbentuk, kami selanjutnya menyinari tekstil itu” papar Dr Ramanathan. “Lantaan struktur nano tersebut dibuat menggunakan bahan metal yang dapat menyerap cahaya, maka dengan keberadaan cahaya, partikel nano pun muncul ke permukaan kain. Dan karena ada sumber energi dari sinar, maka partikel tersebut dapat membunuh bahan organik, dan begitulah cara bekerjanya dalam melenyapkan noda.”

Ia menjelaskan bahwa sejauh ini mereka hanya menerapkan pengujian kepada noda, dan masih belum menguji kepada keringat. Akan tetapi mereka telah melakukan uji coba pada bahan organik yang lebih sulit untuk diurai dan berhasil. “Jadi saat ini kami mencoba untuk melakukannya terhadap bahan yang lebih banyak digunakan oleh manusia semisal noda minuman anggur ataupun noda makanan, serta mencoba untuk mengurainya juga mencatat seberapa cepat proses penguraiannya. Selain itu juga berapa banyakkah materi yang dibutuhkan demi mengurai noda itu.” Lanjut Ramanathan. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Advanced Materials Interfaces.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *