Wed. Apr 12th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Unik Aneh – Ingin Sebut “Rumah Berteras”, Bocah SD Diperiksa Polisi

2 min read

Sangat disayangkan, bocah muslim yang masih berusia 10 tahun dan melakukan salah tulis saat mengikuti kelas bahasa Inggris harus diselidiki kepolisian lantaran kesalahan kecil itu. Dalam kelas pelajaran bahasa itu, ia salah tulis “saya tinggal di rumah teroris (terrorist house)” Siswa sebuah sekolah dasar Lancashire, Inggris, itu sesungguhnya ingin menuliskan “rumah berteras” (terraced house). BBC pada Rabu (20/01/2016) mlaporkan bahwa keesokan harinya sang bocah segera diinterogasi oleh petugas polisi di rumahnya. Bahkan laptop keluarga pun juga jadi sasaran pemeriksaan oleh pihak berwajib.

Sejak bulan Juli, guru di Inggris memang dimintai pihak kepolisian agar selalu melaporkan segala tindakan yang dicurigai berhubungan dengan ekstrimis. Dengan adanya UU keamanan dan anti-terorisme Inggris ini, pihak sekolah maupun kampus pun memiliki kewajiban dalam mencegah seseorang terlibat dalam aksi terorisme.

Kritikan pun menyasar guru sang bocah sebab sudah bertindak berlebihan lantaran tak ingin melanggar hukum, daripada memakai logikanya. Miqdaad Versi, Pejabat Muslim Council Inggris khawatiran bila kasus serupa terulang di masa mendatang. “Selalu ada kemungkinan seseorang dalam kesehariannya, jika hanya dipandang dari segi keamanan, mungkinkah dirinya berpotensi jadi teroris ataukah tidak,” katanya. “Ini merupakan konsekuensi alami penerapan UU anti-terorisme”.

Kemendagri Inggris sendiri tak merilis berapa jumlah orang yang masuk dalam program deradikalisasi selama ini. Tetapi pada tahun yang lalu ada 1.355 remaja di bawah 18 tahun termasuk dalam program itu, ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 466 orang. Polisi Lancashire mengatakan “kasus ini ditangani divisi layanan sosial, bukan divisi pencegahan.”

Pihak sekolah pun enggan berkomentar sebab masih menyelidiki banyaknya komplain sehubungan dengan insiden ini. Sementara keluarga si bocah meminta kepada sekolah serta kepolisian agar meminta maaf. Sepupu dari bocah itu mengatakan kalau awalnya ia menyangka bahwa polisi yang datang itu sekedar lelucon belaka. “Bisa saja itu dianggap serius jika yang menulis adalah pria berusia 30 tahun, dan bukannya anak kecil. Kalau sang guru ini peduli, pastilah dia tahu kalau ini hanyalah salah tulis. Kini dia jadi takut untuk menulis, dia adi takut untuk menggunakan imajinasinya”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *