Berita Bola – Gelandang muda AC Milan asal Belanda, Tijjani Reijnders, ternyata pernah menjadi target transfer Barcelona. Namun, ternyata sang ayah memberikan saran yang membuat pemain keturunan Indonesia itu menolak tawaran dari Barcelona.
Barcelona mengincar Tijjani Reijnders sebagai penerus potensial bagi Sergio Busquets, yang meninggalkan celah besar di lini tengah mereka.
Namun, pada akhirnya transfer tersebut tidak terwujud dan Tijjani Reijnders akhirnya menandatangani kontrak bersama AC Milan. Kini terungkap bahwa ayahnya, Martin Reijnders, menyarankan agar anaknya menolak tawaran dari Barcelona.
Minat Barcelona terhadap Tijjani Reijnders sudah dikenal luas. Blaugrana menganggap gelandang ini sebagai pilihan yang menjanjikan untuk mengisi posisi Sergio Busquets, sosok legendaris di klub.
Namun, kesepakatan tersebut tidak berkembang, sebagian besar disebabkan oleh saran yang diberikan oleh ayahnya. Menurut Martin, ia percaya Barcelona bukanlah tempat yang tepat untuk anaknya pada tahap kariernya saat ini.
Walau Tijjani Reijnders merasa terhormat dengan perhatian dari klub bergengsi seperti Barcelona, ada kekhawatiran bahwa ia tidak memiliki gaya permainan yang sama dengan Busquets, yang mungkin membatasi peluangnya di lapangan.
Martin Reijnders menjelaskan bahwa percakapan dengan Barcelona dilakukan melalui direktur olahraga klub, Deco. Meskipun Deco saat ini belum secara resmi diumumkan dalam peran tersebut.
“Saya hanya berkomunikasi langsung dengan Barcelona, berbicara dengan direktur teknis Deco. Saya bahkan memeriksa foto profilnya untuk memastikan itu benar-benar dia,” ujar Martin seperti dilansir oleh Mundo Deportivo.
Meski mengagumi minat Barcelona, Martin percaya bahwa Tijjani Reijnders akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan sistem mereka.
Ia memperlihatkan Barcelona mencari seseorang dengan kualitas khusus yang dimiliki Busquets, dan merasa sang putra tidak cocok dengan profil itu.
“Jelas kami merasa terhormat dengan minat Barcelona. Namun, mereka sedang mencari pengganti Busquets. Saya bilang kepada anak saya bahwa dia tidak memiliki profil tersebut. Dia bukan tipe pemain dengan karakteristik yang mereka cari,” jelasnya.
Martin Reijnders mengungkapkan bahwa ada risiko besar Tijjani Reijnders akan berakhir sebagai pemain cadangan, yang dapat mengarah pada masa sulit dalam kariernya, seperti yang dialami banyak pemain lain yang tidak berhasil setelah bergabung dengan Barcelona.
“Saya menyarankan anak saya untuk menolak Barcelona, karena di sana dia akan menjadi cadangan dan berisiko gagal, seperti yang terjadi pada banyak pemain lainnya,” ujar sang ayah.
Sementara klub-klub Inggris juga menunjukkan minat, Martin hanya berkomunikasi dengan mereka melalui perantara. Fokus utamanya adalah menemukan lingkungan terbaik untuk perkembangan anaknya.
Ia merasa gelandang tersebut “akan lebih cepat atau lambat berakhir di bangku cadangan, menjadi pemain biasa yang tidak berhasil di luar negeri.”
Dengan keputusan ini, Tijjani Reijnders tampaknya memilih jalur yang lebih bijaksana demi pengembangan kariernya, menunjukkan bahwa terkadang menolak tawaran dari klub besar bisa menjadi langkah yang tepat.