Nasional – Nasib tragis dialami oleh seorang nenek berinisial EK (77) yang merupakan warga yang tinggal di Dusun Cinanglang, Desa Neglasari, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang diduga menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh cucunya sendiri memakai pipa besi.
Peristiwa dugaan pembunuhan tersebut terjadi pada Kamis (13/6/2024) malam lalu. Korban diduga dibunuh oleh cucunya sendiri berinisial AB yang masih berstatus pelajar di salah satu SMA di Kabupaten Sumedang.
Awalnya warga merasa curiga karena lampu depan rumah korban masih menyala pada Jumat pagi. Saat dicek, keluarga melihat korban tergeletak dan bersimbah darah di tengah rumahnya.
“Iya saat saya ke sini (rumah korban) sudah banyak warga, terus saya masuk ke dalam rumah, melihat korban sudah tertutup kain,” kata seorang warga, Eman, Senin (17/6/2024).
Terungkapnya peristiwa pembunuhan tersebut setelah tim Inafis Satreskrim Polres Sumedang menggali makam korban pada Jumat siang. Penggalian makam dilakukan atas permintaan keluarga yang menemukan kejanggalan pada kematian korban, dan meminta jenazah diautopsi.
“Korban ketika dimandikan terdapat lukanya pada bagian tangan. Di matanya seperti terlihat bekas pukulan dan lukanya parah. Sudah segitu doang karena kan dimandikannya tidak boleh oleh lelaki,” ucapnya.
Sementara itu Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Maulana Yusuf mengatakan, bahwa pembunuhan keji yang dilakukan cucu terhadap neneknya itu berawal dari pelaku yang selesai menanam ubi jalar di halaman rumah sang nenek.
Namun, tanah untuk ubi yang ditanam tersebut, membuat rumah korban menjadi kotor dan berantakan. Sehingga, EK memarahi dan memukul sang cucu dengan batang bambu.
“Pelaku awalnya kesal kepada korban. Pada saat itu korban memukul pelaku karena melihat halaman rumahnya kotor oleh pelaku,” kata Yusuf.
Merasa kesal dan sakit hati atas perlakuan sang nenek, pelaku yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban pun masuk ke rumah korban melalui pintu belakang. Korban yang tinggal seorang diri dan tengah tertidur di kamarnya, dianiaya dengan cara dipukul menggunakan pipa besi hingga tewas.
“Setelah itu pelaku membalas pada malam harinya. Melalui pintu belakang rumah korban, pelaku kemudian masuk ke rumah membawa sebatang besi dan memukuli korban hingga luka-luka dan meninggal dunia,” ucapnya.
Namun polisi juga mendalami kemungkinan adanya motif lain yakni pelaku menginginkan uang bantuan langsung tunai (BLT) milik korban. Hal itu terungkap lantaran usai menghabisi nyawa korban, pelaku juga mengambil uang senilai Rp 40.000.