Mancanegara – Amerika Serikat berhasil menggagalkan rencana teroris pada hari pemilihan presiden. Agen Biro Federal Investigasi atau FBI sudah mengamankan pelaku yang berasal dari Afganistan lantaran diduga berafiliasi dengan ISIS buat merencanakan serangan teroris.
Departemen Kehakiman AS mengumumkan Nasir Ahmad Tawhedi (27 tahun), warga Afganistan yang datang ke AS untuk tinggal sejak 2021 dengan visa imigran khusus. Ia ditangkap di Oklahoma pada Senin (7/10/2024), atas tuduhan merencanakan serangan teroris pada hari pemilihan awal bulan depan.
FBI menangkap Nasir Ahmad Tawhedi setelah dia dan seorang remaja bertemu dengan agen yang menyamar untuk membeli dua senjata AK-47 dan amunisi. FBI menuduh Tawhedi memiliki kontak dengan organisasi Negara Islam (ISIS) dan berencana mendukung organisasi tersebut dalam serangan di Amerika Serikat.
Isi dakwaan menjelaskan bagaimana Tawhedi mulai mencari di Internet pada pertengahan tahun ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai peretasan sistem kamera di Washington, dan negara bagian yang tidak memiliki peraturan mengenai izin pembelian senjata.
Tawhedi mulai berkomunikasi dengan akun perekrutan ISIS di jejaring sosial Telegram pada Agustus. Agen FBI mengumpulkan pesan yang membuktikan bahwa Tawhedi dan pemilik akun tersebut mendiskusikan cara menggunakan senjata.
Tawhedi juga meminta anggota ISIS tersebut mencari seseorang untuk memimpin keluarganya di masa depan.
Menanggapi pertanyaan FBI, Tawhedi mengaku berencana menjual asetnya di AS, lalu membawa istri dan anak-anaknya kembali ke Afganistan. Tersangka mengaku telah merencanakan serangan yang menyasar tempat keramaian.
Baik Tawhedi maupun kaki tangannya mempunyai niat untuk mati syahid.
Jaksa Agung AS Merrick Garland menegaskan bahwa pemerintah bertekad menghadapi ancaman dari ISIS dan individu yang mendukung organisasi ini, serta menjamin keamanan nasional.
“Kami akan mengidentifikasi, menyelidiki dan mengadili setiap individu yang berencana meneror rakyat Amerika,” tegas Garland.