Nasional – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM yang melarang pelajar study tour bukan hanya membuat pariwisata di Lembang, Bandung Barat terpuruk. Industri pariwisata di Kabupaten Bekasi juga semakin lesu.
Ketua Perhimpunan Usaha Taman Kreasi Bekasi Zakky Afifi mengatakan kebijakan KDM melarang study tour memukul aktivitas wisata terutama destinasi edukatif yang selama ini mengandalkan kunjungan pelajar.
“Banyak yang kacau. Mei yang biasanya liburan sekolah, sekarang tidak boleh. Mau tidak mau kita harus melakukan efisiensi pegawai,” katanya di Cikarang dikutip dari Antara, Senin (2/6/2025).
Dia mengatakan sejumlah destinasi wisata termasuk Museum Sejarah Islam di kawasan Transera Waterpark, Kabupaten Bekasi terdampak kebijakan KDM.
Museum Sejarah Islam, kata Zakky, memiliki daya tarik berupa replika peninggalan Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat seperti sandal, tongkat, pedang, hingga miniatur rumah Rasulullah.
Sejak larangan study tour diberlakukan Dedi Mulyadi pada Februari 2025, kunjungan pelajar dari luar kota menurun drastis. Padahal, museum tersebut bisa menjadi sarana edukasi yang bernilai bagi siswa sekolah.
“Sebetulnya Museum Sejarah Islam kan bisa buat edukasi anak sekolah. Cuma kami tidak bisa memaksakan, karena kebijakan pada pemerintah,” ucap pria yang juga general manager Transera Waterpark ini.
Zakky menjelaskan wisata edukatif di Kabupaten Bekasi selama ini sangat bergantung pada program studi tur sekolah. Apalagi lokasinya cukup strategis karena berada di koridor timur yang dekat dengan Jakarta.
“Paling kita akan alihkan ke komunitas-komunitas untuk menyelenggarakan event di Transera Waterpark selama kebijakan itu berlaku,” katanya.
Dia berharap Dedi Mulyadi dapat meninjau ulang kebijakan tersebut. “Mengingat dampaknya tidak hanya pada kunjungan wisata, tetapi juga pada lapangan kerja warga sekitar,” kata dia.
Sebelumnya, pelaku pariwisata di Bandung Barat juga mengeluhkan sepinya kunjungan setelah Dedi Mulyadi melarang studi tur sekolah dan efisiensi anggaran.
Sejak Januari 2025, pelaku usaha wisata di kawasan Lembang mulai merasakan penurunan kunjungan wisatawan dan tingkat okupansi hotel yang terjun bebas.
“Di Lembang, pada kuartal ini okupansi hotel anjlok dari 80% menjadi hanya 30% pada April lalu,” ujar Koordinator Promosi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB Librantara saat ditemui di Lembang, Senin (2/6/2025).
Tak hanya hotel, penurunan tajam juga terjadi pada tingkat kunjungan wisatawan. Menurut Librantara, kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat serta larangan studi tur dari Dedi Mulyadi telah berimbas langsung pada penurunan wisata di Lembang.
“Tingkat kunjungan menurun drastis karena ada pembatalan dari sekolah-sekolah, serta pengurangan aktivitas wisata dan rapat dinas,” jelasnya.