Mancanegara – Sedikitnya 65 orang meninggal serta terluka karena serangan udara yang dilancarkan Israel pada kamp tenda pengungsi Palestina yang terdapat di Gaza selatan, kata layanan darurat sipil daerah kantong itu pada Selasa pagi, sedangkan militer Israel menjelaskan telah menargetkan pusat komando Hamas.
Warga dan petugas medis mengatakan, kamp tenda dekat Khan Younis di daerah Al-Mawasi, zona kemanusiaan yang ditetapkan, diserang oleh sedikitnya empat rudal. Kamp itu penuh sesak dengan pengungsi Palestina yang telah melarikan diri dari tempat lain di wilayah itu.
Ambulans berpacu di antara kamp tenda dan rumah sakit terdekat, sementara jet Israel masih dapat terdengar di atas kepala, kata penduduk.
Layanan darurat sipil Gaza mengatakan sedikitnya 20 tenda terbakar, dengan rudal menyebabkan kawah sedalam sembilan meter (30 kaki). Dikatakan serangan itu menyebabkan 65 korban, termasuk wanita dan anak-anak, tetapi tidak memberikan rincian kematian dan cedera, melansir Reuters 10 September.
Tidak ada komentar langsung dari kementerian kesehatan Gaza, yang menyusun angka korban. Sebelumnya, Kantor Berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas mengatakan 40 warga Palestina tewas.
“Tim kami masih memindahkan para martir dan korban luka dari area yang menjadi sasaran. Ini seperti pembantaian Israel yang baru,” kata seorang pejabat darurat sipil Gaza.
Pejabat itu menambahkan, tim penyelamat telah berjuang untuk mencari korban yang mungkin telah terkubur.
Terpisah, militer Israel mengatakan mereka “serangan itu menargetkan Hamas yang signifikan yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali yang tertanam di dalam Area Kemanusiaan di Khan Younis.”
“Para teroris maju dan melakukan serangan teror terhadap pasukan IDF dan negara Israel,” kata pernyataan itu, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Hamas sendiri membantah tuduhan Israel terkait keberadaan orang-orang bersenjata di area yang menjadi sasaran, menolak tuduhan mereka mengeksploitasi area sipil untuk tujuan militer.
“Ini adalah kebohongan yang jelas yang bertujuan untuk membenarkan kejahatan buruk ini. Perlawanan telah membantah beberapa kali bahwa ada anggotanya yang berada di dalam pertemuan sipil atau menggunakan tempat-tempat ini untuk tujuan militer,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Diketahui, hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah dipaksa meninggalkan rumah mereka setidaknya sekali, dan tidak sedikit yang telah mengungsi sebanyak 10 kali.
Perang tersebut dipicu serangan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Pada gilirannya, Israel melakukan kampanye balasan ke Gaza, menggelar blokade, serangan udara hingga operasi darat di Gaza.
Terpisah, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi pada Hari Senin, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Isral telah mencapai 40.988 jiwa, sementara 94.825 orang lainnya mengalami luka-luka, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, seperti mengutip WAFA.