Nasional – Sejumlah pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dilaporkan gulung tikar akibat sepinya pembeli.
Kompas.com menyambangi Pasar Minggu pada Kamis (17/7/2025) dengan memasuki parkiran motor dari Jalan Raya Ragunan.
Di area ini, pengunjung langsung disambut deretan pedagang pakaian, alat tulis, tas, kaus kaki, hingga pakaian dalam. Namun, keramaian hanya tampak di jalur menuju area penjual sayur yang mengarah ke Terminal Pasar Minggu.
Berbeda dengan area tersebut, kondisi Blok B justru kontras. Di lantai dasar Blok B, tampak beberapa pedagang makanan ringan dan bumbu masakan yang masih bertahan.
Hanya segelintir pedagang yang tampak bertransaksi, selebihnya duduk bersantai, sebagian bahkan tampak memainkan ponsel sambil menyender.
Kondisi Blok B semakin muram di bagian dalam. Setelah menaiki tangga, pencahayaan yang minim membuat suasana terlihat gelap dan terasa sunyi.
Hanya beberapa tukang jahit yang masih membuka kios, tetapi jarang terlihat tengah mengerjakan pesanan.
Beberapa penjual sayur dan makanan matang juga masih bertahan di area ini meski tidak banyak pembeli yang datang.
Kompas.com melanjutkan penelusuran ke Blok D, melewati parkiran motor di lantai satu. Di sana, setidaknya ada beberapa tukang bordir yang masih beroperasi. Mereka terlihat melayani pelanggan yang membordir seragam sekolah anak.
Meski begitu, aktivitas tetap tampak minim. Tidak ada hiruk pikuk khas pasar tradisional. Langkah kaki pengunjung yang datang pun hanya terdengar sesekali, mempertegas kesunyian suasana pasar.
Di Blok D, sejumlah pedagang terlihat lebih banyak bersantai. Ada yang duduk sambil scroll TikTok di ponselnya, ada pula yang menyender ke tembok sambil mengobrol dengan suara pelan.
Percakapan samar-samar dari pedagang di lantai dasar pun lebih banyak berisi obrolan ringan dibanding percakapan transaksi.
Seorang tukang jahit di Blok B bernama Amung (42) mengatakan, kondisi sepinya pedagang terjadi sejak Pandemi Covid-19 berlangsung.
“Sejak pandemi. Rata-rata pada gulung tikar,” kata Amung saat ditemui Kompas.com di Blok B Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis.
Bukan hanya itu, Amung menyebutkan kondisi ini juga membuat para pedagang pulang ke kampung halaman mereka masing-masing.
“Tapi ada juga yang pindah gitu ke pasar lain,” ujar dia.
Hal senada juga disampaikan pedagang sepatu di Blok D Pasar Minggu bernama Haryono (72). Para pedagang meninggalkan kios lalu gulung tikar akibat pengunjung yang kian sepi.
“Karena pemasukan lebih kecil dibandingkan pemasukan,” ucap Haryono dalam kesempatan berbeda.
“Pedagang di Pasar Minggu lebih banyak dibandingkan pembelinya,” lanjut dia.