Nasional – Bentrokan dua kelompok perguruan silat terjadi di wilayah Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibatnya, seorang pemuda bernama Marten Tino Falo Taemnanu (22) meninggal dunia.
“Bentrokan itu terjadi pada Minggu (3/8/2025) malam,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT, Komisaris Besar Polisi Hendry Novika Chandra, kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025).
Hendry menjelaskan, kasus itu bermula dengan aksi saling lempar batu antara kelompok pemuda dari Dusun Morukren, Desa Litamali, dengan warga Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, yang diduga terkait konflik antar-kelompok bela diri.
Bentrokan tersebut berujung pada penikaman terhadap Marten Tino Falo Taemnanu. Setelah terluka, Tino sempat dilarikan ke Rumah Sakit Penyanggah Perbatasan (RSPP) Betun. Namun, nyawanya tak bisa diselamatkan.
Pasca-bentrokan, Kapolres Malaka AKBP Riki Ganjar Gumilar segera mendatangi rumah duka di Dusun Manehat, Desa Litamali, guna menyampaikan belasungkawa. Kepada keluarga korban, Kapolres berjanji akan mengusut tuntas dan menangkap pelaku secepatnya.
“Pak Kapolres mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Percayakan proses hukum kepada Polres Malaka,” kata dia.
Kapolres juga mengajak keluarga korban dan masyarakat agar tidak terprovokasi, serta tidak melakukan aksi balasan yang dapat mengganggu ketertiban umum.
“Polres Malaka melalui Unit IV Sat Intelkam dan Unit Buser Sat Reskrim telah melakukan upaya strategis guna mencegah meluasnya dampak dari kejadian tersebut, termasuk melakukan monitoring situasi di RSPP Betun, rumah duka, dan sepanjang jalur yang dianggap rawan konflik,” kata Hendry.
Polisi juga melakukan penggalangan terhadap tokoh-tokoh kunci, seperti Ketua Ranting dan Senior IKS-PI di Desa Alas Selatan, untuk membantu proses penyerahan pelaku penikaman.
Berkoordinasi aktif dengan Ketua PSHT Cabang Malaka, Ketua IKS-PI Kera Sakti, tokoh agama, Kepala Desa Litamali, dan para ketua ranting bela diri untuk menenangkan situasi dan menahan emosi warga.