Nasional – Puluhan santriwati di Pondok Pesantren Islahuddiny, Kecamatan Kediri, Lombok Barat, mengalami keracunan massal pada Jumat, 8 Desember, tak lama setelah kunjungan orang tua. Para santri diduga keracunan akibat makanan tidak higienis
Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, menjelaskan bahwa gejala keracunan mulai dirasakan oleh para santriwati segera setelah kunjungan berakhir. Mereka mengalami sakit perut, mual, pusing, demam, hingga muntah-muntah.
“Awalnya, para korban dirawat di pondok pesantren. Namun, karena jumlahnya terus bertambah, mereka dirujuk ke Puskesmas Kediri. Karena kapasitas Puskesmas sudah penuh, beberapa santriwati dipindahkan ke Rumah Sakit Tripat Gerung, Puskesmas Labuapi, dan Rumah Sakit Awet Muda Narmada,” ujar AKP Jahyadi, Minggu, 8 Desember.
Berdasarkan keterangan pihak pesantren, dugaan sementara mengarah pada makanan yang dibawa oleh keluarga santri selama kunjungan. Selain itu, jajanan yang dibeli di sekitar pesantren juga dicurigai menjadi penyebab utama.
“Salah satu santri menyebut bahwa makanan sehari-hari di pondok sederhana, seperti tahu dan tempe. Namun, saat kunjungan, keluarga membawa beragam makanan yang mungkin tidak higienis atau sudah terkontaminasi,” ungkap Jahyadi.
Istiqomah, petugas kesehatan dari Puskesmas Kediri, menuturkan bahwa para santri dirujuk ke fasilitas kesehatan dalam kondisi lemas dan tekanan darah rendah.
“Kami memberikan perawatan intensif, termasuk infus untuk semua pasien. Karena keterbatasan fasilitas, sebagian pasien dirujuk ke rumah sakit lain. Alhamdulillah, semua korban yang kami tangani sudah pulih dan dipulangkan pagi ini,” ujar Istiqomah.
Ia menambahkan, enam santri tambahan datang ke Puskesmas pada pagi hari dengan gejala serupa. Namun, kondisi mereka lebih stabil setelah mendapatkan perawatan.
Unit Reskrim Polsek Kediri kini tengah menyelidiki penyebab pasti keracunan tersebut. Sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan sedang diuji untuk memastikan penyebabnya.
Kapolsek Kediri mengimbau masyarakat, khususnya keluarga santri, untuk lebih berhati-hati membawa makanan saat kunjungan. “Pastikan makanan dalam kondisi bersih dan layak konsumsi. Selain itu, pengelola pesantren juga diharapkan lebih waspada terhadap jajanan di sekitar lingkungan pondok agar kasus serupa tidak terulang,” tutup Jahyadi.