Politik Terbaru – Calon Hakim MK Tak Setuju Hukuman Mati
2 min read
Salah seorang dari calon hakim konstitusi yaitu Imam Anshori Saleh mengetakan bahwa ia tak setuju atas adanya penerapan hukuman mati pada Indonesia. Ia merasa tidak yakin bahwa pemberian hukuman mati tersebut dapat memberi semacam efek positif. “Saya kira bahwa hukuman mati memang dibolehkan. Namun saya sendiri secara pribadi tidak setuju sebab itu hanyalah menjadi beban serta tak dapat mengembalikan guna diperbaiki. Yaitu bagaimana mungkin kita bisa mengembalikan nyawa seseorang yang sudah dieksekusi mati tadi,” terang Imam, ketika ia mengikuti proses seleksi wawancara pada tahap kedua bagi calon hakim konstitusi, pada Sekretariat Negara, di Jakarta Pusat, pada hari Selasa (30/12/2014).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Imam ketika hendak menjawab pertanyaan yang dilempar oleh sosok Franz Magnis Suseno. Franz sendiri telah dihadirkan secara khusus dari panitia seleksi menjadi tamu penyeleksi guna lebih mendalami lagi pertanyaan yang akan diberikan kepada kelima orang calon hakim konstitusi tersebut. Menurut keterangan yang diberikan oleh Franz, wacana terkait pemberlakuan hukuman mati sendiri memang masih menuai pro serta kontra. Ia pun mengaku tidak setuju walaupun hukuman tersebut rencananya segera diterapkan bagi para pelaku kejahatan luar biasa semisal produsen serta pelaku pengedar narkoba.
Dalam wawancara tahap dua pada hari ini, Pansel bermaksud untuk lebih mendalami lagi integritas, independensi, serta kapabilitas dari kelima calon untuk hakim konstitusi yang telah lolos dari seleksi wawancara pada tahap pertama. Kemudian masing-masing dari calon hakim tersebut akan diberikan waktu hingga 2 jam demi mengikuti wawancara yang digelar pada di hari ini. Pihak Pansel pun juga meminta adanya rekomendasi dari pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna lebih menjamin terkait integritas dari para calon hakim MK tersebut. Seluruh tahapan dari seleksi berjalan secara terbuka serta dapat diikuti oleh masyarakat. Atas dilaksanakannya segala upaya dalam seleksi tersebut termasuk melibatkan sejumlah lembaga yang lain, diharapkan sosok hakim MK yang terbaik bagi Indonesia.
