Nasional – Polisi tengah menyelidiki kematian Rusdamdiansyah atau Dandi (26), seorang pengemudi ojek online (ojol) yang tewas diduga dikeroyok massa setelah dituduh sebagai anggota intelijen.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sulsel, Kombes Pol Setiadi Sulaksono, mengonfirmasi bahwa laporan dari keluarga Dandi kini sedang ditangani oleh Polrestabes Makassar.
“Laporan polisinya di Polrestabes, tapi Krimum juga ikut back up,” ujar Setiadi saat dikonfirmasi oleh Kompas.com pada Rabu (3/9/2025).
Setiadi meminta dukungan dari semua pihak agar pelaku pengeroyokan terhadap Dandi dapat segera diungkap. “Insya Allah terungkap,” tambahnya.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, juga menegaskan bahwa penyelidikan mendalam masih terus dilakukan.
“Terkait pengeroyokan masih dilakukan penyelidikan oleh petugas kepolisian. Untuk saat ini, pelaku perusakan dan pembakaran dua gedung DPRD sudah ada 11 tersangka,” jelasnya.
Sebelumnya, keluarga Dandi menyatakan akan menempuh jalur hukum atas kematian yang menimpa mereka. Adik ipar Dandi, Reza (25), mengungkapkan harapan keluarga agar kasus ini diusut tuntas.
“Harapan keluarga kami, minta saja kasusnya untuk diusut tuntas. Kami ada (rencana melapor), kami pihak keluarga minta keadilan,” katanya.
Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R Munusamy, menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan pendampingan hukum jika diminta oleh keluarga Dandi.
“Kami saat ini sudah ada juga layanan Gercep (Grab Respon Cepat) yang kemarin kami luncurkan itu memang ada bantuan pendampingan hukum jika memang keluarga ingin dibantu. Untuk pak Dandi ini kami akan komunikasikan dahulu dan kita akan hormati dulu yang diinginkan oleh keluarga,” ungkapnya.
Tirza juga mengimbau agar para mitra pengemudi, khususnya Grab, tetap menjaga kondusifitas dan tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa yang berbau anarkis.
“Kami juga mengimbau bagi mitra pengemudi untuk tetap tenang supaya bisa kondusif dan bisa pulang ke keluarga masing-masing dengan selamat,” tutupnya.
Dandi tewas setelah dituduh sebagai intelijen dan dikeroyok massa saat unjuk rasa ricuh di depan kampus UMI Makassar pada Jumat (29/8/2025).
Ia sempat dirawat medis akibat luka yang dialaminya, namun kondisinya terus menurun hingga dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (30/8/2025). Dandi mengalami sejumlah luka serius di bagian kepala akibat benda tumpul.