Skip to content
Kabaraku
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Berita Bola
  • Selebriti
  • Mancanegara
  • Kesehatan
Menu

Polda Kepri Berhasil Menggagalkan Penyeludupan Kura-kura Baning Cokelat Ke Singapura

Posted on 30/10/2024

Nasional – Polda Kepulauan Riau berhasil menggagalkan aksi penyeludupan satwa dilindungi jenis terancam punah, 10 ekor Kura-kura Baning Cokelat atau Manouria emys yang akan dikirimkan ke Singapura secara ilegal.

Wadireskrimsus Polda Kepri AKPB Ade Kuncoro mengatakan pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat soal pengiriman kura-kura dari Riau ke Batam menggunakan kargo.

“Upaya penyelidikan dari teman-teman Subdit IV Tipidter, di mana tanggal 9 Oktober sekitar jam 15.25 WIB bertempat di kantor JNT Batam Kota, telah diamankan 2 orang pelaku yang diduga akan melakukan penjemputan satwa yang dilindungi, yaitu Kura-kura Baning Cokelat,” kata Ade dilansir ANTARA, Senin, 28 Oktober.

Kedua pelaku, yakni FP (38) selaku pemilik satwa dan AW (29) selaku pengangkut satwa. Keduanya hendak menjual satwa darat tersebut ke Malaysia dan Singapura.

“Kura-kura ini dibeli dengan harga Rp1,5 juta sampai dengan Rp2,5 juta, rencananya akan dikirim ke Malaysia dan Singapura bisa dijual dengan harga tiga kali lipat,” katanya.

Pengakuan dari para tersangka baru pertama kali melakukan transaksi ini, namun penyidik masih mendalami termasuk siapa pemilik awal satwa tersebut dan siapa yang menjadi pemesan.

Namun, kata dia, penyidik terkendala karena modus yang dijalankan oleh para pelaku mirip seperti modus peredaran gelap narkoba melibatkan jaringan dan sistem putus.

“Jadi ini jaringan, mereka bergerak seperti jaringan narkoba, sistem putus. Ketika kita menelusuri hulunya, siapa sumber, dengan melacak nomor ponselnya sudah tidak aktif, begitu juga pemesannya,” kata dia.

Menurut dia, dalam kejadian ini negara dirugikan karena Kura-Kura Baning Cokelat merupakan satwa dilindungi yang statusnya di IUCN sebagai satwa terancam punah.

“Statusnya terancam kepunahan, dilindungi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 lampiran halaman 26 kolom nomor 718,” katanya.

Kedua tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Pasal 40a ayat (1) hurug b juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a, setiap orang dilarang memburu, menangkap, melukai, menyimpan memiliki, memelihara, atau mengangkut dalam keadaan hidup dengan pidana penjara maksimal 10 tahun, minimal 3 tahun, denda kategori besar Rp 5 miliar.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sponsor By :

Berita Terkini :

  • Kronologi Mobil Perwira Polri Dicuri Polisi Di Lampung, Sempat Diinapkan Di Area Parkir RSUD 29/10/2025
  • Polisi Tangkap Seorang Pria Di Tasikmalaya Karena Bunuh Temannya Saat Nongkrong 29/10/2025
  • Baru 2 Minggu Diresmikan, Baut Jembatan Di Probolinggo Sudah Kendur 29/10/2025
  • Tertimbun Longsor, Penambang Emas Ilegal Di Area Perhutani Kebumen Ditemukan Tewas 29/10/2025
  • Sakit Hati Mertuanya Dihina, Seorang Pria Di Cimahi Habisi Nyawa Tetangganya 28/10/2025
  • Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Polisi Gerebek Rumah Kontrakan Di Singosari Malang 28/10/2025
  • Brigadir HA Diperiksa Polda Banten Karena Diduga Langgar Kode Etik Asusila 28/10/2025
  • Kakek Penjaga Kontrakan Di Tasikmalaya Ditemukan Tewas Di Dalam Toren Air 28/10/2025
  • Alasan Pelaku Kabur Setelah Menabrak Motor Dan Tewaskan 4 Orang Sekeluarga 28/10/2025
  • Cuma Satu Pelatih MU Yang Dicintai Marcus Rashford, Dan Itu Bukan Ten Hag 28/10/2025
©2025 Kabaraku | Design: Slot Gacor Indonesia