Nasional – Polda Jawa Timur (Jatim) mengungkap dugaan tindak pidana pencabulan yang dilakukan seorang pendeta di Kota Blitar, Jawa Timur kepada korban anak di bawah umur.
Hal ini dibenarkan oleh Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim, Brigjen Farman.
“Iya benar,” kata Farman saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (7/7/2025).
Kejadian ini bermula dari laporan dari keluarga korban, melalui nomor: LP/B/314/IX/2024/SPKT/POLDA JAWA TIMUR pada tanggal 5 September 2024.
Pendeta di Blitar berinisial DBH (67) diduga melakukan pencabulan terhadap tiga anak asuhnya yang masih di bawah umur. Mereka adalah GTP (15), TTP (12), dan NTP (7).
“Yang diduga melakukan dugaan tindak pidana pencabulan terhadap tiga anak korban yaitu DBH merupakan pimpinan Gereja di Kota Blitar,” jelasnya.
Pelaku melecehkan dan mencabuli korban masing-masing GTP dan TTP sebanyak empat kali dan NTP sebanyak dua kali dalam kurun waktu selama dua tahun.
“Kejadian mulai tahun 2022 sampai dengan tahun 2024 di lokasi yang berbeda,” jelasnya.
Kejadian pertama yang memakan korban GTP dilakukan di ruang kerja tersangka, Gereja JKI Mahanain.
Selain itu, tersangka juga mencabuli korban lainnya di rumah pribadi dan kolam renang Letesa hingga Banaran Homestay Kediri.
“Tersangka DBH sering mengajak keempat anak korban ke kolam renang Letesa dan pernah check in di Griya Banaran Homestay,” terang Farman.
Akibatnya, ketiga korban mengalami luka fisik dan juga trauma berat pada kondisi psikologisnya.
Kini, tersangka dijerat Pasal 82 juncto Pasal 76 E UU RI No. 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU RI Nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas
UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. “Penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun,” pungkas Farman.