Peziarah Makam Mbah Jaelani Di Sidoharjo Yang Selalu Ramai
2 min readSebuah makam Mbah Jalelani yang berada pada kawasan Desa Kajekan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo pada saattidak pernah sepi dengan para peziarah. Banyak peziarah yang datang dari berbagai kota juga
Meskipun pada masa pandemic COVID-19 pada setiap harinya juga masih ramai dengan seorang peziarah yang datang dari berbagai kota seperti Semarang, Jember, Banyuwangi, dan juga ada yang datang dari Jakarta.
Makam Mbah Jalelani atau sering disapa dengan Mbah Karbi yang tempatnya juga tidak jauh dari Kota Sidoharjo, dengan hanya berjarak sekitaran 10 km, dengan sebuah akses jalan untuk menuju ke makam juga sudah baik.
Peziarah Makam Mbah Jaelani Di Sidoharjo Yang Selalu Ramai – Dan sebuah makam dari Mbah Jaelani ini diketahui juga dekat dengan makam Islam Desa Kajeksan. Sebelum kita akan memasuki sebuah makam itu rasanya sangat sejuk dikarenakan banyak pepohonan disana, dan juga telah disediakan sebuah gazebo untuk tempat beristirahat para peziarah.
Mbah Jaelani juga telah meninggal pada tahun 1912. Sebuah cerita yang beredar jika pada masa hidupnya Mbah Jaelani diketahui juga telah mempunyai karomah dengan membuat semua orang merasa heran. Meskipun mbah Jaelan tak terkenal seperti walisongo, akan tetapi para peziarah loar kota sangat banyak yang mendatangi makam Mbah Jaelani tersebut.
M Zainul Arifin juru kunci dari Makam Mbah Jaelani juga telah mengatakan jika mbah jaelani itu juga merupakan beberapa tokoh dari islam yang ada di Kota Sidoharjo. Tentang sebuah kesaktian dengan kehebatan Mbah Jaelani, semua itu hanya cerita saja, atau juga Cuma semacam sebuah mitos saja pada masa hidupnya.
Setelah menjadi sebagai juru kunci dari makam Mbah Jaelani, dia mengatakan jika sangat banyak para peziarah yang mau mengambil air dari sumur yang berada pada depan makam Mbah Jaelani tersebut. Atas sebuah pengakuan dari seorang peziarah, air itu untuk pengobatan anggota keluarganya yang pada dalam kondisi sedang sakit.
Zainul juga telah menceritakan pada masa hidup dari mbah Jaelani yang telah mondok pada sebuah Pondok Pesantren Siwalan Panji Buduran yang ada di Kota Sidoarjo itu. Dengan pada saat itu mbah Jaelani juga belum dapat menyelesaikan pendidikan agamanya, dia disuruh pulang. Konon katanya yang sudah diketahui jika terlihat sebuah cahaya karomah yang sedang memancar pada diri Mbah Jaelani.