Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Otomotif – Hubungan Antara Musim Hujan dan Penggunaan BBM

2 min read

Ada yang bilang bahwa di musim hujan, pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan jadi berkurang atau lebih hemat. Sepertinya ini sekedar mitos belaka. Malah, jika berkendara saat hujan deras, dapat membuat konsumsi BBM lebih boros. Makin deras hujannya, makin boros juga BBM yang dipakai. Berikut ini faktor yang mempengaruhinya:

Suhu & Kelembaban

Seperti yang diketahuim, mesin akan bekerja maksimal pada suhu yang sesuai atau cukup tinggi. Jika mesin bekerja di suhu rendah, maka komponen jadi lebih cepat rusak, detonasi, tinggi polusi lalu boros BBM. Demi pembakaran prima, diperlukan kombinasi bensin dan udara yang pas. Dalam keadaan dingin, mesin memerlukan lebih banyak bensin dan putaran mesin pun harus dibuat lebih tinggi lagi agar dapat bekerja optimal. Nah, suhu juga dipengaruhi pula oleh temperatur luar. Jika temperatur di luar tergolong dingin, maka ECU kendaraan bersistem injeksi pun akan memerintah injektor agar menyemburkan lebih banyak BBM.

Traksi Ban

Ketika hujan, permukaan aspal menjadi basah oleh genangan air. Otomatis, mengurangi traksi ban terhadap aspal. Atau, daya cengkeram ban menurun. Lantaran traksi ban menyusut maka daya dari mesin pun ada yang terbuang. Sebab daya tersebut tidak sepenuhnya dihantarkan ban terhadap aspal. Terbuangnya daya inilah yang membuat mesin kurang efektif dan memicu borosnya bahan bakar. Hal ini bisa Anda lihat dari ban yang sesekali melekat pada aspal, lalu sesekali hanya berputar di tempat saja lantaran kembangan ban terisi oleh air.

Kecepatan

Umumnya, para pengemudi cenderung melambatkan mobilnya ketika menerobos hujan. Kondisi stop and go juga memicu pemborosan BBM. Mobil sendiri sejatinya akan lebih efektif penggunaan BBM-nya jika dijalankan dalam kecepatan yang stabil. Kecepatan konstan artinya tak banyak melakukan akselerasi dan deselarasi mendadak. Caranya yakni dengan menjaga putaran mesin pada status eco driving yang idealnya ada di 2.000 – 3.000 rpm. Dalam kecepatan stabil ini, kerja mesin pun juga menjadi lebih enteng dan aliran BBM pun juga lebih sedikit. Sayangnya, sangat sulit untuk berkendara tetap dalam kecepatan konstan saat menerjang hujan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *