Nasional – Nasib tragis dialami siswi SMA inisial SY (17) di Kota Medan. Ia dihajar pria inisial P (24) yang dikenal dari media sosial, diduga saat hendak diperkosa.
YA (41) tak menyangka anak pertamanya, SY, menjadi korban kekejian pemuda yang belum lama dikenal. SY berkomunikasi dengan P melalui akun Facebook. P pun mengajak SY untuk bertemu untuk jalan-jalan.
Pada Senin (18/8/2025), P dengan mengendarai sepeda motor menjemput SY yang ditinggal di rumah neneknya, di Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, sekitar pukul 21.00 WIB.
SY awalnya menolak karena memilih bercakap-cakap di dekat rumahnya saja. Namun, P membujuk rayu sehingga membuat SY pergi bersamanya. SY dibawa berkeliling-keliling.
“Terus dibawa anak saya ke kosannya di daerah Pancing. Di situ anak saya (diduga) mau diperkosa. Nah, anak saya mau lari, makanya dianiaya,” kata YA saat diwawancarai di RSUD Pirngadi pada Jumat (22/8/2025).
“Wajahnya dipukuli, lehernya dicekik. Itu anak saya sampai muntah darah dan pingsan. Sempat anak saya teriak minta tolong, tapi tak ada yang bantu. Anak saya disekap malam itu,” tambahnya.
Setelah sadar, SY berupaya membujuk P untuk memulangkannya. SY minta tolong dengan alasan hendak mengikuti ujian di sekolah. Selasa sore, P mengantar SY pulang. Setibanya di rumah, SY datang dengan kondisi dua kelopak mata yang memar.
Neneknya terkejut dan lekas memberi tahu YA, yang sedang bekerja di pabrik empek-empek. SY pun sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak diterima menggunakan BPJS karena mengalami luka memar.
Kabar yang dialami SY ternyata sampai ke telinga Wakil Wali Kota Medan, Zakiyuddin Harahap. Sekitar pukul 22.00 WIB, Zaki mendatangi SY. Tak lama, satu unit mobil ambulans tiba dan membawa SY ke RSUD Pirngadi untuk menjalani perawatan.
Setelah itu, YA yang sangat marah mulai mencari pelaku yang membuat anaknya menderita. Melalui akun media sosial teman perempuan anaknya, pelaku dipancing untuk diajak berjumpa di Jalan Selamat.
P terpancing sehingga diamankan sejumlah warga dan dibawa ke Polrestabes Medan untuk diproses hukum. YA sangat berharap pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya. Sebab, anaknya mengalami trauma yang sangat hebat.
“Anak saya sampai sekarang masih dirawat. Sering kali dia ngigau bilang tolong jangan dipukul, badanku sakit semua. Ampun, sedih kali saya dengarnya. Tega kali dia. Anak saya ini baik, diperlakukan begitu. Sekarang dia dengar suara pria dan ramai-ramai langsung takut,” sebut YA.
Kompas.com telah berupaya menghubungi Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto terkait laporan keluarga korban, tetapi belum dijawab.