Mancanegara – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, melontarkan pernyataan tegas pada Kamis (19/6/2025) bahwa Israel akan menyerang Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara langsung.
Pernyataan ini muncul setelah sebuah rumah sakit di Israel terkena serangan rudal dari Iran, yang memicu lonjakan ketegangan dalam perang yang kini memasuki pekan kedua.
“Khamenei secara terbuka menyatakan ingin Israel dihancurkan. Dia sendiri yang memberi perintah menyerang rumah sakit,” ujar Katz kepada wartawan.
“Orang seperti itu tidak boleh lagi dibiarkan hidup,” imbuhnya.
Diketahui, serangan rudal Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Beersheba, selatan Israel, pada Kamis dan menyebabkan kebakaran hebat serta 40 orang terluka.
Iran mengeklaim serangan itu menargetkan pangkalan militer dan intelijen Israel, bukan layanan kesehatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Iran akan “membayar mahal” atas serangan ke rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum memastikan apakah AS akan bergabung dalam perang secara langsung.
Gedung Putih menyebut Trump akan membuat keputusan dalam dua minggu ke depan, meskipun peluang untuk mengakhiri konflik lewat jalur diplomatik masih dianggap “substantial”.
AS diyakini mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Iran di Fordo menggunakan bom penghancur bunker canggih, jika terlibat lebih jauh dalam konflik.
Namun, Rusia memperingatkan keterlibatan AS bisa berakibat fatal.
“Intervensi militer AS akan berdampak sangat berbahaya dan tak bisa diprediksi,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, di Moskwa.
Direktur Rumah Sakit Soroka, Shlomi Codish, mengatakan bahwa beberapa bangsal hancur total dan kerusakan menyebar ke seluruh fasilitas medis.
“Bangunan bedah yang sebelumnya telah dikosongkan terkena serangan langsung dan terbakar. Banyak bagian rumah sakit rusak parah,” ujarnya.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut serangan terhadap fasilitas kesehatan sebagai hal yang mengerikan.
Sementara Komisaris HAM PBB Volker Turk menegaskan warga sipil tak seharusnya jadi “korban sampingan” dalam konflik.
Perang ini pecah sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada Jumat (13/6/2025), termasuk pemboman fasilitas nuklir dan pangkalan rudal, serta pembunuhan komandan militer dan ilmuwan nuklir. Akibatnya, tercatat 639 kematian dan 1.329 korban luka-luka di Iran.
Teheran, di sisi lain, merespons dengan serangan rudal balistik dan drone, yang menyebabkan lebih dari 30 kematian dan ratusan korban luka di Israel.
Serangan Israel kali ini adalah balasan atas gempuran Iran pada Oktober 2024. Saat itu, Iran menyerang Israel untuk membalas kematian dua sekutu mereka, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, serta tewasnya beberapa petinggi Garda Revolusi (IRGC) di Suriah.