Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Misteri – Udara Lembab, Mumi Chile Tiba-tiba Menghitam

2 min read

Sebelum ketika bangsa Mesir kuno mengenal metode mumi, ternyata masyarakat Chinchorro asal Amerika Selatan sudah mengenal metode pengawetan jenazah semenjak 7.000-8.000 tahun silam. Satu yang menjadi buktinya yang kini tersimpan di Chile. Namun masalahnya adalah, jasad 7.000 tahun tersebut saat ini menjadi terancam lantaran meningkatnya tingkat kelembaban. Kuat dugaan, udara yang lembab memicu bakteri untuk tumbuh. “Hal inilah yang membuat bagian ‘kulit’ mumi berubah jadi hitam serta lembek dan mirip seperti agar-agar ataupun gelatin,” terang Ralph Mitchell, seorang profesor emeritus biologi terapan pada Harvard University, di Cambridge, Massachusett, sesuai yang dikutip oleh situs sains LiveScience, pada Selasa (10/3/2015) yang lalu.

Turunnya kondisi mumi ini sudah dimulai semenjak 10 tahun belakangan ini. Dan menimpa pada sedikitnya 120 mumi yang telah disimpan oleh museum arkeologi University of Tarapaca di Kota Arica, di Chile. Mulanya, tidak diketahui pasti mengapa beberapa mumi terdegradasi jadi kehitaman. Oleh karena itu, ahli asal Chile pun meminta kepada Mitchell bersama para koleganya guna memeriksa mikroflora maupun bakteri yang terkandung dalam mumi tersebut.

Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa bakteri pembusuknya bukanah berasal dari zat maupun organisme kuno. Melainkan jenis bakteri ‘modern’ yang mana secara normal hidup di bagian kulit manusia. Mitchell juga menyebut bahwa bakteri tersebut bersifat ‘oportunistis’, pasalnya, selama tingkat suhu serta kelembaban yang tepat telah tercapai, maka mereka pun mulai memnfaatkan kulit menjadi pasokan nutrisinya.  Pada eksperimennya, Mitchell bersama timnya pun menyesuaikan tingkat dari kelembaban dari kering ke lembab, guna melihat efek dari masing-masing tingkat kelembaban kepada kulit mumi.

Kelembaban pada wilayah museum belakangan ini semakin meningkat. Dimana normalnya, wilayah Arica adalah gersang sebab dekat dengan Gurun Atacama, gurun yang terkering di muka Bumi. Perubahan iklim di Chile kemungkinan dapat menjelaskan mumi-mumi ini alami kemerosotan keadaan. Demikian kata Marcela Sepulveda, seorang profesor arkeologi asal University of Tarapacá. Mereka mendapati, kulit rusak di hari yang ke-21 di tingkat kelembaban tinggi. Demi menyelamatkan mumi-mumi tersebut, museum pun diharuskan menjaga kelembaban ruangan jasad-jasad tersebut disimpan. “Tingkat kelembaban yang tinggi akan menyebabkan degradasi lebih banyak, dan sebaliknya, jika lebih rendah dapat merusak kulit mumi sendiri,” papar Mitchell.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *