Misteri – Dieng, Tempat Bersemayamnya Pusaka Sakti

Dataran tinggi Dieng, yang ada di Jawa Tengah, dahulu kala dijadikan sebagai tempat kalangan kesatria mencari ilmu kesaktian. Konon, ada banyak mahaguru hidup pada kawasan dengan banyak candi Hindu tersebut. Tokoh budayawan Dieng, Alif Fauzi (38) menjelaskan ada banyak pusaka tersimpan misterius pada kawasan Dieng. Hal tersebut bukanlah hal aneh, sebab Dieng dahulu memang menjadi tempat bagi kesatria kerajaan enimba kesaktian. Hasilnya, ada banyak modern orang menjajal peruntungan untuk mendapat pusaka misterius. ” Pada waktu itu ada pula dari Keraton Solo mengadakan upacara demi mengambil pusaka,” ujarnya

Wujud pusaka yang pernah berhasil diangkat biasanya berupa keris maupun batu akik. Tetapi, juga bukan hal mudah dalam mengambil pusaka yang tersimpan di Dieng. Beberapa ritual khusus yang harus dilaksanakan seperti halnya puasa dan lain sebagainya wajib dilakukan. Kemudian jika pusaka itu memang bersedia diambil, maka dia akan memberikan suatu pertanda misterius tentang keberadaannya dalam bermacam hal, salah satu diantaranya adalah lewat mimpi.

“Telaga Warna, menurut mitos adalah tempat penyimpanan pusaka terbanyak,” ujarnya. Selain halnya dijadikan lokasi pencarian pusaka, Telaga Warna ini dahulu menjadi lokasi pertapaan bagi para kesatria. Konon, Raja Singosari pun pernah bertapa dalam salah satu dari goa yang ada pada kawasan Telaga Warna tersebut. “Telaga Warna ini disebut juga dengan area petapaan Mandala Sari. Nah di situ ada sebuah bukit melakukan pertapaan. Pada Mandala Sari terdapat 3 goa, yaitu Goa Semar, Goa Sumur serta Goa Jaran,” sebutnya.

“Ada pula yang lain Goa Jimat, Goa Petruk untuk menyimpan pusaka misterius. Goa tersebut juga menyimpan kadar belerang yang amat tinggi,” terangnya. Sejarah serta misteri Dieng tidak dapat lepas oleh kisah pengembaraan dari resi Hindu asal India yang sedang mencari Nirwana. Dikisahkan bahwa resi misterius tersebut memilih untuk tinggal serta menyebarkan Hindu pada wilayah Dieng usai meyakini bahwa Dieng merupakan tempat bersemayamnya sosok Dewa Siwa yang mana dipujnya. Dan semenjak itulah kawasan Dieng pun mulai ditinggali akan tetapi hanya oleh 2 kasta saja, yaitu dari kasta Brahmana serta kasta Kesatria saja.