Mancanegara Terbaru – Baghdad Jadi Target ISIS Selanjutnya

Sejumlah laporan yang dibuat dari Suriah menyebut bahwa militan garis keras ISIS saat ini sudah menguasai area perbatasan penyeberangan akhir ke Irak yang masih dilindungi pemerintah. Hal ini menjadi serangkaian kesuksesan ISIS pada medan perang dan semakin memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya serangan selanjutnya ke ibukota Baghdad.

Usai merebut Kota Palmyra Suriah sepenuhnya, para anggota dari ISIS merusak spanduk milik pasukan pendukung pemerintah serta gambar diri Presiden Bashar Al-Assad pada sejumlah tembok pada fasilitas gas yang berlokasi pada pinggiran kota tersebut. Muncul kekhawatiran dimana sasaran mereka selanjutnya ialah menghancurkan kota kuno tersebut. Penguasaan kota Palmyra ini juga dinilai sebuah kemenangan strategi bagi ISIS dari medan perang serta memicu kekhawatiran akan direbutnya beberapa kota yang lain di wilayah Suriah.

Pada bulan Januari yang lalu, ISIS memang berhasil dipukul mundur pada Kota Kobane oleh militer Kurdi dengan dukungan serangan udara dari pasukan koalisi AS. Atas memon ini, muncul harapan bahwa kemenagan ini bisa menjadi sebuah titik balik. Namun selang 3 bulan kemudian, teroris tersebut malah kian berjaya serta merayakan 2 buah kemenangan usai berhasil menguasai Kota Palmyra, Suriah serta merebut kota Ramadi yang berjarak hanya 120 kilometer saja dari Baghdad.

Sementara itu, koalisi pimpinan Amerika Serikat akan mendukung penuh serangan udara pada sasaran ISIS pada wilayah Irak serta Suriah. Dari juru bicara Deplu AS Jeff Rathke, pada pekan ini taktik itu akan semakin ditingkatkan. Namun sejumlah pengamat yang seperti dikutip oleh VOA, pada Jumat (23/5/2015) menyatakan bahwa serangan udara tak akan sanggup menghentikan ISIS sebab kelompok tersebut sangat berbeda dari kelompok teroris sebelumnya.

Sejak Pakistan sampai Nigeria, sejumlah kelompok teroris kini memakai nama ISIS. Sejumlah pengamat juga mengatakan tiap kali menang di medan perang akan semakin meningkatkan daya propaganda dari kelompok tersebut. Kalangan legislator Partai Republik dalam Senat AS pun menyerukan gerakan militer yang lebih terkoordinasi lagi atas militan tersebut, termasuk dengan pengiriman pasukan darat.