Nasional – Jumlah korban meninggal dunia akibat longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus meningkat.
Hingga Senin (2/6/2025) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 21 jenazah telah ditemukan oleh tim SAR gabungan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa masih ada empat orang yang belum ditemukan dan masuk daftar pencarian.
“Hingga saat ini kita update jumlah korban yang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia itu sudah 21 orang. Yang tercatat masih hilang yang masuk dalam daftar pencarian orang di SAR dan tim yang bekerja di lapangan itu tinggal empat orang,” ujar Abdul dalam Disaster Briefing yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia.
Abdul menjelaskan, meskipun masa tanggap darurat ditetapkan selama tujuh hari hingga Jumat mendatang, tim SAR menargetkan pencarian sisa korban dapat selesai dalam satu hingga dua hari ke depan.
“Kita harapkan tentu saja meskipun ditetapkan masa tanggap darurat 7 hari dari saat kejadian. Artinya, sampai Jumat minggu ini, kita harapkan sisa 4 korban ini tentu saja memang sudah semuanya ya, tidak ada tambahan daftar pencarian orang. Itu sudah bisa kita selesaikan dalam 1-2 hari. Kita doakan supaya tim bisa optimal di lapangan,” tambahnya.
Medan tambang yang terjal dan rawan longsor menyulitkan evakuasi.
Alat berat digunakan dengan sangat hati-hati karena setiap penggalian berisiko memicu longsor susulan. Tim SAR bahkan sempat mengalami longsor lanjutan selama tiga hari berturut-turut sejak evakuasi dimulai.
“Jadi ini benar-benar kalau ditanya pak kenapa kok proses evakuasi cukup sulit dan lama apa kira-kira yang menghambat? Sebenarnya yang menjadi pertimbangan utama adalah kita memastikan supaya keselamatan personel di lapangan itu benar-benar terjamin, dengan tetap mengoptimalkan waktu yang ada untuk pencarian korban,” tuturnya.
Untuk mengurangi risiko, tim SAR membagi area pencarian menjadi dua titik. Langkah ini diambil agar evakuasi bisa terus berjalan tanpa membahayakan keselamatan personel di lapangan.