Kisah Misteri – Mitos Di Balik Kidung Lingsir Wengi
2 min readMitos Di Balik Kidung Lingsir Wengi
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet
Anda pasti mengenal lagu berlirik bahasa Jawa ini. Belakangan, lagu ini dikenal sebagai lagu pemanggil Kuntilanak, meski pada awalnya, lagu ini tidaklah dibuat untuk hal itu. Namun ada beberapa mitos terkait lagu tersebut yang barangkali menarik untuk Anda simak. Diantaranya:
Sunan Kalijaga yang bernama kecil Raden Said adalah yang menciptakan kidung Lingsir Wengi itu. Nama lain Kalijaga tersebut diberikan karena kesukaannya berendam ketika beliau ada di Cirebon. Menurut sejumlah pengamat lain, mengatakan Kalijaga berasal dari kosakata bahasa arab “Qadli Dzaqa” artinya penghulu suci kesultanan. Sunan Kalijaga sendiri sangat menggemari kesenian, kemudian beliau menggunakan kesenian menjadi metode penyebaran agama Islam kala itu. Diantaranya yang beliau terapkan adalah seni pahat, seni wayang, juga nyanyian untuk dakwahnya. Kidung Lingsir Wengi sendiri berisi doa pada Tuhan.
Sunan Kalijaga membuat lagu Lingsir Wengi menggunakan pakem dari gending Jawa Macapat yaitu Pakem Durma. Macapat sendiri terdiri atas 11 macam pakem. Pakem Durma tersebut mencerminkan suasana sangar, keras, kesedihan, suram, atau mengungkapkan suatu hal mengerikan. Begitulah, Lingsir Wengi dibawakan dengan lembut, tempo pelan, dan juga menyayat hati.
Kidung Lingsir Wengi tersebut dipakai Kalijaga usai solat malam guna menolak segala macam bala dan mencegah makhluk gaib yang hendak mengganggu. Disamping itu makna tersirat lagu tersebut merupakan doa.
Kidung tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah:
Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu
Sayangnya, kidung yang belakangan digunakan untuk musik latar film horor hantu Indonesia menjadikan penerimaan masyarakat terhadap lagu ini salah arti. Sehingga orang yang mendengar lagu tersebut ketakutan akan didatangi makhluk gaib. Lagu ini juga biasa dinyanyikan ibu menidurkan anak-anaknya agar sang anak mendapat perlindungan Tuhan. Judul lain dari Lingsir Wengi adalah Rumekso Ing Wengi.