Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kinerja BPR Dinilai Masih Prospektif Di Tengah Pandemi

2 min read

Kinerja BPR Dinilai Masih Prospektif Di Tengah Pandemi

Dalam masa Pemulihan Ekonomi Nasional kelompok Bank Perkreditan Rakyat ( BPR) dinilai masih prospektif. Ini lantaran adanya segmen konsumen yang cukup baik dalam meningkatkan fungsi intermediasi di tahun ini. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS) Halim Alamsyah mengatakan, kondisi perbankan secara keseluruhan masih relatif stabil.

Guna menjaga likuiditas perbankan, lanjutnya, LPS kembali menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

Dengan demikian, tingkat bunga penjaminan LPS di bank umum untuk simpanan rupiah adalah 5,25 persen, bank umum untuk simpanan valas 1,5 persen, dan di BPR untuk simpanan rupiah sebesar 7,75 persen. “LPS Bersama dengan OJK juga telah memberikan beberapa insentif bagi BPR. Dari sisi LPS misalnya memberi keringanan bagi perbankan dalam membayar premi penjaminan yang berlaku,” kata Halim dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (5/8/2020).

“Relaksasi pembayaran premi penjaminan berlaku selama tiga semester mulai semester II 2020 hingga semester II 2021.

Keringanan tersebut berupa penghapusan denda bagi yang terlambat membayar premi. Hal ini dalam rangka memberi ruang gerak bagi perbankan nasional,” tambah Halim.

OJK juga telah menerapkan relaksasi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh BPR di tengah masa sulit akibat pandemi. Melalui POJK Nomor 34/POJK.03/2020 tentang Kebijakan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 pada tanggal 2 Juni 2020, OJK meringankan penghitungan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) umum, dan nilai Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) sebagai faktor pengurang modal inti dalam perhitungan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum.

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto, menyebut, industri BPR dan BPRS dalam kondisi yang sehat, terjaga dan masih tumbuh positif. “Hal ini tercermin dari beberapa indikator kinerja seperti, aset Industri BPR per Mei 2020 tumbuh sebesar 6,08 persen dibandingkan posisi yang sama setahun yang lalu dan telah mencapai Rp 145 triliun,” jelasnya. Joko menambahkan, masyarakat masih sangat percaya terhadap Industri ini. Hal ini terlihat dengan tumbuhnya dana masyarakat yang disimpan di BPR, dalam bentuk tabungan tumbuh sebesar 6,77 persen dibandingkan tahun lalu, sedangkan deposito tumbuh sebesar 6,43 persen.

Dari sisi likuiditas, BPR mampu menjaga likuiditasnya dengan baik, hal ini tercermin dari rasio LDR yang mencapai 79,87 persen. Dari sisi penyaluran kredit, dalam masa pandemi masih tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat, terlihat naiknya jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk kredit yaitu sebesar 5,50 persen dibandingkan posisi setahun sebelum atau mencapai Rp 110 triliun di Mei 2020. Joko menegaskan, pihaknya mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah dan regulator dalam menyelamatkan ekonomi Indonesia sebagai dampak adanya pandemi Covid-19. “Kami menyambut baik kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, OJK dan LPS yang telah memberikan insentif-insetif bagi industri BPR dan BPRS untuk mengoptimalkan ruang relaksasi dalam menjaga kinerjanya,” sebutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *