Berita Bola – Pep Guardiola dan Txiki Begiristain selaku manajer dan direktur teknik Manchester City menjadi aktor utama di balik keputusan melepas Kevin De Bruyne akhir musim ini. Ada dua faktor yang diperkirakan menjadi alasan utama.
De Bruyne mengumumkan akan meninggalkan City pada Jumat (4/4/2025) kemarin. Kontraknya yang tersisa hingga 30 Juni mendatang takkan diperpanjang, sekaligus mengakhiri kebersamaan selama 10 tahun.
BBC melaporkan Guardiola dan Begiristain merupakan dua sosok yang memutuskan City tak bisa melanjutkan kerja sama dengan gelandang asal Belgia itu. Ucapan Guardiola dalam jumpa pers tak lama setelah pengumuman itu keluar seolah menjadi konfirmasi.
“Tak mudah bagi saya memberi tahunya bahwa (kontraknya) tak akan dilanjutkan,” ujar manajer asal Spanyol tersebut. Pernyataan itu seperti memperkuat pengumuman De Bruyne di media sosial. “Suka atau tidak, inilah waktunya mengucapkan selamat tinggal.”
Tak jelas apa faktor kunci di balik keputusan itu, namun ada dua hal yang diduga kuat menjadi dasar pertimbangan. Pertama yakni gaji, kedua performa sang pemain di lapangan.
City tampak enggan melanjutkan kontrak De Bruyne yang dibayar 400 ribu Pound per pekan. Namun mengajukan perpanjangan kontrak dengan nilai gaji lebih rendah akan terlihat seperti merendahkan jasa sang pemain yang telah menyumbang 16 trofi untuk klub.
Kedua yakni kontribusi De Bruyne di lapangan hijau yang tak lagi signifikan seperti dulu. Barangkali cedera telah merenggut performa terbaik pemain 33 tahun itu.
Musim ini, ia hanya 19 kali dipercaya menjadi starter di seluruh ajang, mencetak empat gol dan tujuh asis. Angka tersebut jelas kalah jika dibandingkan saat ia membawa City meraih treble pada 2023, ketika 10 gol dan 29 asisnya menjadi faktor krusial.
Gol dan asis terakhir De Bruyne tercipta ke gawang Plymouth Argyle di Piala FA pada Maret lalu. Di Premier League, asis terakhirnya hadir saat melawan Ipswich Town pada Januari sementara golnya lebih lama lagi, yakni Desember 2024 ke gawang Nottingham Forest.
Performa City yang jeblok di musim ini, dengan hanya menyisakan Piala FA sebagai satu-satunya peluang meraih trofi, juga membuat Guardiola berpikir bahwa ‘terlalu percaya’ dengan skuad musim lalu adalah kesalahan.
City lalu berbelanja banyak pemain muda pada Januari lalu dan musim panas nanti langkah serupa diprediksi juga akan dilakukan untuk ‘memperbarui’ skuad. Dengan segala langkah di atas, posisi De Bruyne tampak makin terjepit hingga pergi menjadi solusi terbaik untuknya.