Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kesehatan – Tempe Untuk Dampingi ASI

2 min read

Siapa yang tak kanla dengan yang namanya tempe? Unsur makanan yang populer di Indonesia ini memang sudah dikenal oleh kalangan masyarakat dari berbagai lapisan. Tempe menjadi sumber daya lokal dan warisan budaya yang berpotensi untuk menjadi sumber gizi demi menekan masalah kurang gizi. Maka dari itu, tempe harus dijadikan unsur makanan pendukung Air Susu Ibu untuk bayi semenjak usia 6 bulan. Purwiyatno Hariyadi sebagai anggota pada Komisi Ilmu Rekayasa Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menerangkan hal tersebut dari Jakarta, pada hari Kamis (4/12). ”Tempe merupakan makanan asli Indonesia dapat digunakan guna mengatasi permasalahan anak stunting (tubuh pendek),” paparnya.

Dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi pendek Indonesia di tahun 2013 telah mencapai 37,2 persen, dan meningkat jika dibandingkan pada tahun 2010 (35,6 persen) serta pada 2007 (36,8 persen). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat masalah kesehatan pada masyarakat dinilai berat apabila prevalensi pendek adalah 30-39 persen. Purwiyatno menambahkan potensi pemanfaatan tempe ini kuat sebab pada bermacam hasil riset, tempe memiliki zat yang bergizi, seperti halnya protein serta zat besi. Maka pemberian tempe dapat dilakukan sedini mungkin, disertakan pada Makanan Pendukung ASI (MP ASI) kepada bayi 6 bulan yang mana sudah tidak berada pada masa ASI eksklusif.

Sehubungan dengan hal itu, maka orangtua pun baiknya lebih mengutamakan sumber makanan alami jika dibandingkan MP ASI pabrik. MP ASI merupakan makanan maupun minuman bergizi diberikan pada bayi berusia 6-24 bulan. Bersama dengan bertambahnya usia, maka ASI pun kian tidak memadai guna memenuhi kebutuhan gizi sang bayi. Selain dari itu, memberikan tempe semenjak dini dapat membuat bayi lebih mengenal serta terbiasa terhadap rasa tempe dan konsumsi tempe pun membudaya. Hal ini penting supaya tempe tetap menjadi kekayaan bangsa Indonesia. ”Tempe memang terbukti baik sejak dahulu, mengapa tak diberikan semenjak dini,” kata Purwiyatno. Bila memang menimbulkan masalah kesehatan, maka tempe harusnya tidak sanggup bertahan sampai ratusan tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *