Nasional – Anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Al-Khairan yang terletak di Jalan Swakarsa IV, RT 04, RW 02, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, terpaksa mesti tidur di masjid gara-gara tempat tinggal mereka terbakar, pada Sabtu, 20 Juli 2024.
“Anak-anak bermalam di sini (masjid), karena polisi melarang untuk tidak masuk dulu dalam tiga malam, khawatir roboh,” ucap Nani Chaerany, Pemilik Panti Asuhan Al-Khairan saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Minggu (21/7/2024).
Sekitar 20 anak menjadi korban kebakaran. Usia anak-anak itu beragam, ada yang masih balita dan usia sekolah. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, anak-anak Panti Asuhan Al-Khairan tidur beralaskan karpet masjid.
Sebagian dari mereka terlihat sedih karena tak bisa tidur nyaman seperti biasanya untuk sementara waktu. Namun, sebagian dari mereka justru terlihat tak ada beban dan belum begitu paham soal musibah yang dialaminya.
Area masjid yang biasa digunakan untuk beribadah, kini beralih fungsi sebagai tempat bermain anak-anak. Di balik musibah, senyum anak-anak panti masih terpancar. Mereka bermain tali karet di atas sajadah masjid.
Kata Chaerany, anak-anak lah yang pertama kali melihat api di lantai dua panti asuhan.
“Anak-anak pada berenang (di kolam renang umum), pas mereka pulang baru masuk langsung melihat api. Saat itu, ibu lagi salat ashar, terus ke luar,” ujar Chaerany.
Mereka pun langsung teriak histeris hingga membuat Chaerany ikut panik.
Melihat api yang terus membesar, Chaerany meminta anak-anak untuk ke luar bangunan panti asuhan. Isak tangis anak-anak panti asuhan pun terdengar saat si jago merah melalap tempat tinggalnya dengan cepat.
Saat itu, Chaerany hanya mampu memberi pelukan hangat kepada anak-anak panti agar lebih tenang. Ke depannya, Chaerany tak ingin apabila anak-anak terus bermalam di masjid karena fasilitasnya yang terbatas.
“Iya, sementara ibu rencana enggak mungkin di masjid terus karena kan kamar mandi cuma satu, sedangkan di sana (di panti asuhan) kamar mandi ada empat,” jelas Chaerany.
Oleh sebab itu, Chaerany tengah mengumpulkan donasi yang didapatkan untuk merobohkan bagian lantai dua panti asuhan.
Pasalnya, area lantai dua habis terbakar. Masih banyak sisa kayu yang sudah keropos dan berpotensi roboh serta melukai anak-anak.
“Jadi, nanti lantai atas yang terbakar itu dihancurin, atau habisin semua,” ucap dia.
Setelah dirobohkan dan aman, area lantai satu panti asuhan bisa dirapikan dan ditempati anak-anak. Sementara untuk pembangunan, Chaerany mengatakan akan melakukannya secara perlahan-lahan karena terbatasnya dana.
“Untuk pembangunan, Insya Allah pelan-pelan nanti. Terpenting hancurkan semua dulu kayu-kayu, jadi jangan sampai roboh,” kata Chaerany.