Nasional – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Kali ini, belasan siswa SMP Bina Karya di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, menjadi korban setelah menyantap menu dari program tersebut pada Selasa (11/11/2025).
Kepala Puskesmas Ngamprah, Ifah Syarifah, mengatakan total korban mencapai 19 siswa.
Dari jumlah itu, 4 siswa masih dirawat, satu di antaranya dirujuk ke RS Karisma Cimareme karena mengalami gejala lebih berat, sementara 14 lainnya sudah diperbolehkan pulang.
“Gejala yang muncul berupa nyeri ulu hati, mual, muntah, dan pusing. Satu siswa kami rujuk karena mualnya tak berhenti dan disertai sesak napas,” ujar Ifah saat dikonfirmasi, Selasa sore.
Menurutnya, berdasarkan data dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Adiwidya Dedikasi Virajullah, jumlah penerima manfaat MBG di Kecamatan Ngamprah mencapai 2.447 orang.
Namun, hingga saat ini, baru siswa SMP Bina Karya yang melaporkan keluhan gejala mirip keracunan.
“Kami masih melakukan observasi dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang kami ambil hari ini,” tambahnya.
Puskesmas Ngamprah telah mengamankan sampel nasi putih, perkedel, ayam mentega, tahu goreng, dan semangka untuk diuji di laboratorium. Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar dalam waktu 7 sampai 10 hari.
“Kami sudah ambil sampelnya. Untuk kepastian penyebabnya nanti akan diketahui setelah uji lab keluar,” ucap Ifah.
Guru wali kelas VII SMP Bina Karya, Habsalah, menceritakan, paket makanan MBG hari itu datang lebih lambat dari biasanya.
“Biasanya jam 10 kurang sudah sampai, tetapi kali ini lewat jam 10 baru datang. Karena terlambat, sebagian siswa sempat jajan dulu,” katanya.
Sekitar pukul 11.00 WIB, sejumlah siswa mulai mengeluh mual dan muntah. Gejala serupa kemudian menjalar ke siswa lain dalam waktu singkat.
“Anak-anak ada yang bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah. Awalnya ditangani di sekolah, tetapi karena makin banyak, sekitar jam 13.00 kami bawa ke Puskesmas Ngamprah,” ucap Habsalah.
Dari 99 siswa SMP Bina Karya, sebanyak 90 siswa menerima paket MBG hari itu, sementara 9 siswa tidak hadir.
Pihak sekolah bersama tenaga medis kini menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan. Di sisi lain, Dinas Kesehatan KBB terus memantau perkembangan kondisi para siswa yang dirawat.
“Kalau untuk besok katanya MBG distop dulu karena sedang tahap penyelidikan. Kalau sekolah besok kami tetap belajar seperti biasa,” tuturnya.
