Nasional – Polres Metro Bekasi Kota mengerahkan anjing pelacak buat membantu mengungkap kasus petugas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantargebang yang ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tangan serta kakinya terikat.
“Iya benar sudah menurunkan K9, untuk hasilnya belum bisa kami share ke media karena masih harus didalami,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus saat dikonfirmasi, Sabtu (20/7/2024).
Firdaus menuturkan, anjing pelacak itu menelusuri rumah kontrakan korban. Namun, K9 menolak ke tempat kejadian perkara (TKP) ditemukannya korban dekat parit.
“Kata pawang karena ada parit dan pembatas yang mungkin yang menurut anjing ini sulit dilalui, itu kata pawangnya,” ujarnya.
Sejauh ini, Firdaus belum bisa mengungkapkan terkait dugaan pelaku karena kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.
“Kalau (dugaan pelaku) kami belum bisa masih tahu ya, yang jelas kami menurunkan tim K9 untuk membantu penyelidikan,” kata dia.
Sementara itu, saksi yang diperiksa kini bertambah dari sebelumnya berjumlah 11 orang.
“Sudah 27 saksi yang kami interogasi, tapi yang diperiksa lain lagi (dari 11 orang saksi sebelumnya),” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang petugas kebersihan TPST Bantargebang berinisial W (51) ditemukan tewas di penampungan air setelah hilang selama berhari-hari.
Saat ditemukan, kondisi kepala korban terbungkus karung dan kedua kaki serta tangan terikat tali.
Jasad W pertama kali ditemukan oleh Tio (28) yang tengah memancing di penampungan air TPST Bantargebang, Rabu (17/7/2024).
Tio melihat ada tumpukan kain mengambang di atas air sedang dimakan biawak. Saat dihampiri, ternyata tumpukan kain tersebut merupakan jasad W.
Saat ini jasad W berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dan masih menunggu hasil autopsi.