Nasional – Seorang kepala desa berinisial P alias BL di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ditangkap oleh polisi setelah menganiaya tiga warga hingga mengalami luka berat.
Insiden tersebut terjadi pada acara dangdutan di Desa Tumbang Jala, Kecamatan Petak Malai, pada Jumat malam, 6 September 2025. Menurut informasi, P menganiaya warganya dengan menggunakan senjata tajam (sajam) jenis parang saat sedang dalam keadaan mabuk.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Katingan, Iptu Gusti Muhammad Rifa Adabi, mengonfirmasi bahwa P telah ditahan di rumah tahanan Polres Katingan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
“Yang bersangkutan sudah ditahan dan menjadi tersangka penganiayaan yang mengakibatkan orang luka berat, saat ini masih menjalani proses hukum,” ujar Gusti saat dihubungi Kompas.com melalui aplikasi perpesanan, Selasa (10/6/2025).
Gusti menambahkan bahwa P dijerat dengan Pasal 351 Ayat 2 tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Orang Luka Berat, dengan ancaman pidana penjara selama lima tahun. “P alias BL dijerat pasal 351 ayat 2, dengan ancaman pidana berupa penjara selama lima tahun,” tegasnya.
Peristiwa tersebut bermula sekitar pukul 21.30 WIB, ketika korban E, yang merupakan petugas Linmas, sedang berjaga di acara dangdutan di rumah seorang saksi berinisial M. Saat itu, P yang terpengaruh minuman keras naik ke atas panggung dan menyampaikan sambutan yang menyinggung tugas Linmas, sehingga membuat E tersinggung.
“E mendatangi P ke atas panggung untuk menanyakan maksud dari perkataannya,” jelas Gusti.
Cekcok mulut pun terjadi antara E dan P. Setelah itu, P pergi ke rumahnya dan kembali ke lokasi acara dengan membawa parang, lalu mengayunkan senjata tersebut secara sembarangan. Akibatnya, dua korban, MF dan MT, mengalami luka robek di telapak tangan kanan, sementara E juga terluka di pundak kiri akibat sabetan parang.
Saat E berusaha mendorong P hingga terjatuh, P yang masih memegang parang kembali menyerang E, menyebabkan luka robek di bibirnya. Insiden ini menunjukkan dampak negatif dari pengaruh alkohol dan kekerasan yang dapat terjadi di tengah masyarakat.
Pihak kepolisian kini melanjutkan penyelidikan untuk memastikan keadilan bagi para korban.