Kabar Politik – Trump Tetapkan Kebijakan American First yang Digaungkan di Asia

Air Force One berangkat dari Manila pada hari Selasa (14/11) di akhir perjalanan terpanjang Presiden Amerika Serikat ke Asia selama lebih dari seperempat abad terakhir. Setidaknya dua pemimpin di kawasan tersebut memiliki alasan kuat untuk merasa puas setelah pertemuan selama 3 hari itu.

Pada sebuah pertemuan puncak di Filipina, Donald Trump menempa sebuah “hubungan karib” dengan Presiden Rodrigo Duterte, yang baru setahun mengutuk Barack Obama karena telah mengecam perang berdarah pemerintahnya terhadap para pelaku narkoba dan pecandu narkoba. Dan Trump melontarkan jempol saat dia berjabat tangan dengan perdana menteri otoriter Kamboja, Hun Sen, yang memuji presiden A.S. sebagai semangat keluarga untuk memberi tahu negara-negara tersebut untuk mengutamakan kepentingan mereka terlebih dahulu.

“Anda adalah orang yang hebat untuk saya,” kata Hun Sen, berbicara kepada Trump dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin Asia Tenggara lainnya, dan kemudian merujuk kebijakan Trump ‘American First’.

“Saya ingin memberi tahu Anda bahwa jika Anda mengikuti kebijakan baru Anda sehubungan dengan kemerdekaan dan kedaulatan negara lain, Amerika Serikat akan memiliki banyak teman dan Anda akan sangat dihormati dan dicintai.” Namun, bagi para pemimpin lain di Asia, bagaimanapun, naluri Trump yang pergi sendiri hanyalah merupakan keputusasaan yang membingungkan dari pendahulunya, yang – pada tingkat yang bervariasi – pembawa standar multilateralisme, demokrasi dan hak asasi manusia.

Selama tur yang membawanya ke Jepang, Korea Selatan, China dan Vietnam dan ibukota Filipina, Trump menyerukan upaya bersama untuk memperketat pengawasan di Korea Utara dan pengembangan senjata nuklirnya yang bertentangan dengan sanksi PBB. Namun di KTT Asia Pasifik di Vietnam, dia menyatakan bahwa memperbaiki keseimbangan perdagangan antara Asia dan Amerika Serikat yang tidak merata berada di pusat kebijakan “Amerika First”, yang menurutnya akan melindungi pekerja A.S.

Visi Trump telah mengakhiri sebuah konsensus yang mendukung pakta perdagangan multinasional yang juara regionalnya sekarang China. Di sela-sela pertemuan di Vietnam, 11 negara terus mempertahankan kesepakatan perdagangan Trans Pacific yang  ditinggalkan Trump dari tahun lalu untuk melindungi pekerja A.S. Seorang anggota kabinet dari sebuah negara anggota ASEAN mengatakan kepada Reuters bahwa hanya ada sedikit antusiasme di kawasan tersebut untuk pendekatan bilateral Trump terhadap kesepakatan.