Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Nasional Teraktual – Ada Kata ‘Begal’ Saat Pengeroyokan Siswa SMK di Semarang

2 min read

Seorang siswa pada sebuah SMK di Semarang, yaitu Setya Aji Tri Pamungkas (15), dikabarkan tewas usai dikeroyok oleh 2 kelompok pemuda. Dalam pengeroyokan tersebut sempat ada teriakan ‘begal’ dalam keterangan dari pelaku pengeroyokan tersebut. Pelaku Handoko mengatakan bahwa dirinya sempat diusili rombongan korban. Dimana motornya sempat ditendang. Ia bersama temannya un kabur menuju pos jaga yang ada di perumahan. Di waktu yang bersamaan tak jauh di lokasi, Ardiyono, pelaku yang lain mengaku sempat dimaki korban serta teman-temannya. Mereka pun juga ikut kabur di pos persembunyian Handoko.

“Saya berlari ke pos lalu ketemu sama dia (Handoko). Saya pun bilang hampir dibegal sebab sempat melihat ada mengeluarkan alat semacam lempengan besi. Dan ternyata dia pun juga bilang sama (hampir dibegal),” terang Ardiyono pada Mapolsek Pedurungan, hari Senin (30/3/2015). Merasa pihaknya menang jumlah, Handoko, Ardiyono bersama teman-teman pun sepakat untuk balas dendam. Saat korban bersama rombongannya sedang melintas, mereka pun melemparinya menggunakan batu serta batu bata. Korban lantas jatuh, sementara teman-temannya lari.

Pelaku lalu mengambil bambu, kayu, serta besi yang ada di sekitaran lokasi. Tanpa belas kasihan mereka pun memukuli korban serta temannya yang bernama Geri yang telah tersungkur. Pelaku pun berteriak “begal”. “Saya memakai bambu, pukul punggung dan kepala,” terang Ardiyono. “Saya juga ikut berteriak begal,” sambung Handoko. Insiden ini terjadi pada Jl Soekarno-Hatta Semarang, hari Minggu (29/3) waktu dini hari. Ada 8 pelaku yang diamankan polisi, yaitu Handoko, Solikhin, Dodi Surya, Teguh Sumaryono, Eko Prasetyo, Adji Ardiyono dan 2 anak di bawah umur yakni SAN (17) serta MNK (16). Mereka pun dijerat oleh pasal 170 KUHP terkait pengeroyokan dan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.

Kompol Hendrawan, Kapolsek Pedurungan mengatakan bahwa ke-8 orang ini berstatus sebagai tersangka. Sebagian tidak saling mengenal. Malah ada yang asal Mranggen, Demak. “Kelompok pelaku diejek, pelaku yang kalah jumlah lalu dapat bantuan dari kelompok lain, padahal tak saling kenal. Mereka bukanlah warga di sekitar lokasi kejadian,” terang Kompol Hendrawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *