Sun. Apr 16th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Tingkat Menyakiti Diri Sendiri Meningkat Tajam Pada Gadis Remaja

2 min read

Telah terjadi peningkatan secara tajam dalam laporan menyakiti diri sendiri diantara perempiuan berusia 13 hingga 16 tahun. Hal ini berdasarkan hasil studi data dari pratik GP di Inggris, Studi BMJ, yang melihat angka dari tahun 2011-2014 mengatakan bahwa dokter umum bisa menjadi lebih baik dalam memilih untuk menyakiti diri sendiri.

Namun ada kemungkinan bahwa meningkatnya stres dan masalah psikologis pada kaum muda juga tertinggal dari tren. NSPCC mengatakan bahwa memberi anak-anak dukungan awal bisa menjadi masalah hidup atau mati.

Sejak tahun 2011, anak perempuan memiliki tingkat menyakiti diri sendiri yang jauh lebih tinggi daripada anak laki-laki, 37,4 per 10.000 dibandingan anak laki-laki yang berada di angka 12,3. Sementara tingkat bahaya sendiri tetap konstan anatara anak-anak berusia antara 10 hingga 12 tahun dan anak-anak berusia 17 hingga 19 tahun, yang meningkat 68 persen di antara anak-anak berusia 13 hingga 16 tahun selama periode tiga tahun dalam penelitian.

Hal ini membuat anak perempuan dari 45,9 per 10.000 pada tahun 2011 meningkat menjadi 77 per 10.000 pada tahun 2014. Para peneliti yang berasal dari University of Manchester melihat data untuk hampir 17.000 pasien dari lebih dari 600 praktik GP.

Salah satu remaja wanita bernama Sophie Martin mulai melukai dirinya sendiri saat berusia 12 tahun setelah mendapatkan intimidasi di sekolah. Ketika ayahnya membawa ibunya ke pengadilan dalam sebuah perebutan hak asuh anak, dia menyalahkan dirinya sendiri.

“Saya pikir itu salah saya, saya harus dihukum karena itu. Dan saat itulah saya mulai melukai diri saya sendiri,” katanya kepada BBC News. “Ini adalah sebuah pembebasan, itu menyakitkan, tapi itu membuat saya merasa lebih baik.”

Hal-hal berubah menjadi buruk bagi Sophie saat dia menceritakan pada sahabatnya tentang bagaimana perasaannya. “Dia mengatakan kepada temannya pada saat itu dan kemudian dia mempostingnya di Facebook, yang membuat tingkat bully yang diterima semakin buruk,” tambahnya.

Setelah ibunya mengetahui apa yang terjadi, dia pergi menemui dokter umum tapi sudah sekitar satu tahun sebelum dia bisa mengakses layanan kesehatan mental. Pada saat itu dia telah pindah ke sekolah lain dan juga merasa seperti dia telah meninggalkan masa lalunya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *