Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Tidur yang Tergangu Bisa Memperburuk Pikiran untuk Bunuh Diri

2 min read

Insomnia, mimpi buruk, dan waktu tidur yang tidak menentu bisa menjadi indikator memburuknya pemikiran bunuh diri di kalangan orang dewasa muda. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengalami gangguan dalam tidurnya lebih cenderung memiliki pikiran bunuh diri dalam 3 minggu berikutnya, dibandingkan dengan orang dewasa yang tidur nyenyak.

Penulis utama Rebecca Bernert, Ph.D., asisten profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University di California, dan rekan baru-baru ini melaporkan temuan mereka di Journal of Clinical Psychiatry.

Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2015, bunuh diri bertanggung jawab atas lebih dari 44.000 kematian di Amerika Serikat, menjadikannya penyebab kematian kesepuluh di negara ini. Terlebih lagi, pada tahun 2014, lebih dari 1 juta orang dewasa di AS melaporkan usaha bunuh diri, dan 9,4 juta orang dewasa lainnya melaporkan memiliki pemikiran bunuh diri.

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan ada kebutuhan untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk bunuh diri, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan.

Studi baru dari Dr. Bernert dan tim menunjukkan bahwa gangguan tidur bisa menjadi salah satu faktor tersebut. Untuk mencapai temuan mereka, para peneliti mendaftarkan 50 orang dewasa berusia 18 sampai 23 tahun. Semua peserta memiliki riwayat usaha bunuh diri atau memiliki pemikiran baru untuk bunuh diri.

Selama 1 minggu, peserta diminta memakai akselerometer di pergelangan tangan mereka setiap malam. Hal ini memungkinkan para periset untuk memantau gerakan pergelangan tangan mereka, yang ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya adalah indikator pola tidur-bangun yang handal.

Peserta juga menyelesaikan kuesioner yang merinci tingkat keparahan insomnia, mimpi buruk, depresi, asupan alkohol, dan pikiran untuk bunuh diri. Kuesioner diselesaikan pada awal studi, serta 1 dan 3 minggu setelah pemantauan tidur.

Dibandingkan dengan peserta yang tertidur dan terbangun pada waktu yang sama setiap hari, mereka yang memiliki variabilitas yang lebih besar pada waktu tidur dan bangun mereka – terutama yang pertama – lebih cenderung memiliki pikiran bunuh diri 1 dan 3 minggu kemudian.

Terlebih lagi, subjek yang memiliki variabilitas yang lebih besar pada waktu tidur juga lebih cenderung mengalami insomnia dan mimpi buruk, dan keduanya merupakan prediktor independen untuk pemikiran bunuh diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *