Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Terlalu Banyak Menonton TV Saat Anak-anak Berdampak Pada Saat Remaja

2 min read

Sebuah studi melihat efek jangka panjang dari menonton TV terlalu banyak saat balita. Agak mengherankan, dampaknya bisa diukur pada kebiasaan makan anak, berat badan dan perilaku remaja. Paradoksnya, dalam dunia modern yang serba cepat ini kita hidup, manusia lebih cenderung untuk duduk dalam jangka waktu yang lama menatap layar.

Bukti meningkat bahwa waktu menonton memiliki dampak negatif pada anak-anak saat mereka berkembang. Karena menonton TV tidak berpindah-pindah baik secara fisik maupun mental, konektivitas mungkin terganggu pada otak balita yang berkembang pesat. Selain itu, ada potensi untuk menetapkan kebiasaan negatif untuk kehidupan selanjutnya.

Meskipun ada sedikit perdebatan bahwa tayangan televisi berlebih memiliki konsekuensi kesehatan yang tidak menguntungkan, dampak menonton TV dini pada perilaku saat anak memasuki masa remaja mereka kurang dikenal. Arah inilah yang baru saja dilakukan oleh tim peneliti Kanada. Secara khusus, mereka tertarik pada hasil gaya hidup, seperti kinerja sekolah dan pilihan makanan.

Para peneliti dipimpin oleh Prof. Linda Pagani dan mahasiswa pascasarjana Isabelle Simonato, dari School of Psychoeducation di Université de Montréal di Kanada. Mereka mengambil data dari Studi Longitudinal Quebec tentang Perkembangan Anak. Secara total, hampir 2.000 anak laki-laki dan anak perempuan yang lahir di Quebec pada tahun 1997-1998 terlibat dalam penelitian ini. Anak-anak tersebut telah mengikuti dari usia 5 bulan.

Orangtua melaporkan kebiasaan TV saat mereka tumbuh, kemudian, ketika anak-anak mencapai usia 13 tahun, mereka melaporkan kebiasaan dan perilaku diet di sekolah. Prof. Pagani menjelaskan mengapa penelitian ini sangat bermanfaat, dengan mengatakan, “Tidak banyak yang diketahui tentang seberapa besar paparan layar pada anak usia dini berkaitan dengan pilihan gaya hidup pada masa remaja.”

“Kohort kelahiran ini sangat ideal, karena anak-anak lahir sebelum smartphone dan tablet, dan sebelum panduan melihat anak-anak dipublikasikan untuk diikuti oleh orang tua Mereka membesarkan anak-anak mereka di TV dan menganggapnya tidak berbahaya Hal ini membuat penelitian kami sangat naturalistik, tanpa petunjuk atau gangguan dari luar.” Seperti yang diharapkan, ada efek terukur dari meningkatnya waktu menonton TV mengenai kebiasaan saat anak memasuki usia remaja mereka.

Kekuatan penelitian ini terletak pada kedalaman data. Karena tim memiliki akses terhadap segudang informasi mengenai kehidupan keluarga anak-anak, mereka dapat mengendalikan faktor lain yang mungkin berperan, seperti parameter sosial ekonomi dan faktor psikologis. Prof. Pagani menawarkan beberapa wawasan tentang cara orang tua menggunakan layar sebagai alat bila bentuk interaksi lainnya mungkin bermanfaat. Dia menjelaskan, “Di prasekolah, orang tua menggunakan waktu menonton sebagai hadiah dan sebagai gangguan. Mereka membangun ketenangan ‘diam’ pada saat yang dapat diajarkan saat anak-anak benar-benar bisa belajar mengendalikan diri.”

Para periset setuju dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics: mengurangi waktu layar tidak lebih dari 1 jam setiap hari untuk anak usia 2-5 tahun adalah saran terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *