Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Resiko Stroke Mungkin Dipengaruhi Tinggi Badan Pada Saat Anak-anak

2 min read

Orang yang pendek pada saat anak-anak mungkin harus lebih memperhatikan kesehatan serebrovaskular. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang inilah yang beresiko stroke di masa dewasa.

Stroke adalah peristiwa yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhambat atau terganggu, sehingga otak tidak menerima cukup oksigen agar bisa berfungsi dengan baik. Ada dua tipe utama stroke. Stroke iskemik yang disebabkan oleh bekuan darah atau arteri yang tersumbat dan stroke hemoragik yang ditandai dengan kebocoran darah di otak. Faktor resiko stroke yang diketahui termasuk usia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, obesitas, alkohol, merokok dan riwayat keluarga stroke atau penyakit kardiovaskular. Penelitian baru mungkin telah menemukan faktor resiko baru dan mengejutkan yaitu tinggi individu selama masa anak-anak.

Penulis studi senior, Jennifer L. Baker dan rekan kerjanya mengetahui bahwa orang dewasa yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari rata-rata pada saat anak-anak lebih mungkin mengalami stroke saat dewasa. Baker dan tim melakukan studi prospektif di mana mereka menganalisis data yang relevan dari 372.636 anak-anak dari Denmark. Mereka semua lahir antara tahun 1930 dan 1989 dan dievaluasi setiap 3 tahun sekali pada usia 7, 10 dan 13 tahun.

Para periset menemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan yang berukuran 2-3 inci (kira-kira 5-7 sentimeter) lebih pendek dari tinggi rata-rata yang dianggap normal untuk usia mereka lebih mungkin terkena stroke di kemudian hari. Lebih khusus lagi, anak laki-laki dan anak perempuan lebih beresiko terkena stroke iskemik di masa dewasa, dan anak laki-laki secara khusus mengalami peningkatan resiko stroke hemoragik di kemudian hari.

Baker dan rekannya menjelaskan bahwa ada banyak alasan mengapa beberapa anak mungkin tidak mencapai tinggi rata-rata, seperti yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah faktor genetik, namun sama pentingnya dengan perkembangan anak adalah makanan ibu selama kehamilannya, dan makanan anak selama pertumbuhan. Alasan lain di balik pertumbuhan kerdil meliputi infeksi dan terpapar tekanan psikologis. Untungnya, para peneliti menunjukkan, sebagian besar faktor ini dapat dicegah, yang juga dapat membantu mengurangi resiko seseorang mengalami stroke.

Terlebih lagi, para periset melihat bahwa di negara-negara berpenghasilan tinggi, tingkat kasus stroke dan mortalitas terkait stroke semakin berkurang dimana tingkat tinggi orang dewasa meningkat. Hal ini terutama berlaku untuk populasi wanita.

Para periset mengklarifikasi bahwa temuan ini kurang penting dalam menentukan faktor resiko stroke, dan lebih dalam memahami beberapa akar penyebab kejadian kesehatan yang merugikan ini. Karena itu, mereka menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus didedikasikan untuk mengidentifikasi alasan pastinya mengapa tinggi badan anak dikaitkan dengan resiko stroke yang meningkat di kemudian hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *