Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Resiko Demensia Meningkat Pada Peminum Berat

2 min read

Studi baru memperingatkan penyakit yang terkait dengan minum berat sekarang termasuk demensia. Periset menganalisis data dari lebih dari satu juta orang dewasa di Prancis yang didiagnosis menderita demensia antara tahun 2008 dan 2013. Mereka menemukan bahwa minum kronis dan berat merupakan faktor resiko utama untuk semua jenis demensia.

Secara keseluruhan, penyalahgunaan alkohol dikaitkan dengan resiko tiga kali lebih besar untuk semua jenis demensia. Alkohol merupakan faktor dalam 57 persen dari 57.000 kasus demensia dini, yaitu demensia yang berkembang sebelum usia 65 tahun. Temuan menunjukkan bahwa penyalahgunaan alkohol dan pengobatan bisa mengurangi resiko  demensia yang terkait dengan alkohol, kata para peneliti. Penelitian ini dipublikasikan secara online pada 20 Februari di jurnal The Lancet Public Health.

“Hubungan antara demensia dan gangguan penggunaan alkohol memerlukan penelitian lebih lanjut, namun kemungkinan akibat alkohol yang menyebabkan kerusakan otak struktural dan fungsional permanen,” kata penulis utama studi tersebut, Dr. Michael Schwarzinger, dalam sebuah rilis berita jurnalis. “Gangguan penggunaan alkohol juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, atrial fibrillation, dan gagal jantung, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko demensia vaskular.

“Terakhir, minum berat dikaitkan dengan merokok tembakau, depresi dan pencapaian pendidikan rendah, yang juga merupakan faktor resiko demensia,” kata Schwarzinger, yang memiliki Jaringan Ekonomi Kesehatan Translasi di Prancis.

“Temuan kami menunjukkan bahwa beban demensia akibat gangguan penggunaan alkohol jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya, menunjukkan bahwa minum berat harus diakui sebagai faktor resiko utama untuk semua jenis demensia,” katanya. “Berbagai tindakan diperlukan, seperti mengurangi ketersediaan, meningkatkan pajak dan melarang iklan dan pemasaran alkohol, di samping deteksi dini dan pengobatan gangguan penggunaan alkohol.”

Dalam sebuah komentar yang dipublikasikan bersama Clive Balland, seorang profesor di University of Exeter Medical School di Inggris, menyebut studi tersebut “sangat penting.” Ini “menyoroti potensi gangguan penggunaan alkohol, dan mungkin konsumsi alkohol, sebagai faktor resiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan demensia,” tulisnya. “Menurut kami, bukti ini kuat, dan kita harus terus maju dengan pesan kesehatan masyarakat yang jelas tentang hubungan antara gangguan penggunaan alkohol dan konsumsi alkohol, masing-masing, dan demensia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *