Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Pola Listrik Otak Dapat Membantu Mencegah Depresi

2 min read

Periset menemukan pola aktivitas listrik otak pada tikus yang rawan depresi. Jika direplikasi pada manusia, temuan tersebut dapat membantu memprediksi kerentanan seseorang terhadap kondisi tersebut. Sebuah studi baru sekarang telah menyelidiki pola otak listrik tikus yang mengalami keadaan yang penuh tekanan. Temuan ini membantu menciptakan “peta” depresi yang memungkinkan para ilmuwan membedakan antara hewan pengerat yang rentan terhadap depresi dan yang tidak.

Penelitian ini diawasi oleh Dr. Kafui Dzirasa, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Duke University School of Medicine di Durham, NC, dan temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Cell. Penelitian baru ini menggunakan teknik pembelajaran mesin yang telah dikembangkan oleh Dr. Dzirasa dan rekan-rekannya beberapa tahun yang lalu.

Tujuan dari teknik tersebut adalah untuk memungkinkan para ilmuwan untuk memeriksa aktivitas listrik tidak hanya bagian otak secara individu, tapi juga beberapa area otak. Seperti Dr. Dzirasa menjelaskan, “Anda bisa memikirkan daerah otak yang berbeda sebagai instrumen individual dalam orkestra.” “Kami tidak tertarik pada apa yang dilakukan masing-masing instrumen,” tambahnya, “tapi bagaimana instrumen mengkoordinasikan dirinya untuk menghasilkan musik.” Jadi, untuk memeriksa “simfoni” ini di mamalia sesama kita, para peneliti mempelajari otak tikus yang dipaksa untuk berbagi sangkar dengan hewan pengerat agresif lainnya yang mengancam selama 10 hari.

Sebelum dan sesudah percobaan ini, Dr. Dzirasa dan tim melakukan pengukuran aktivitas listrik di beberapa daerah otak yang umumnya terkait dengan depresi. Sebagai hasil dari situasi kehidupan yang penuh tekanan, beberapa tikus mengembangkan gejala yang mirip dengan depresi pada manusia: masalah tidur, disregulasi dalam ritme sirkadian, anhedonia (ketidakmampuan untuk menikmati aktivitas sehari-hari) dan penghindaran sosial.

Dengan menggunakan pembelajaran mesin, para periset menemukan jaringan otak yang dinamis yang mampu memprediksi kemunculan gangguan depresi pada tikus. Mereka menggambarkan lintasan aktivitas listrik otak di jaringan ini, dengan mengatakan bahwa pola itu dimulai di korteks prefrontal dan ventral striatum otak, melalui amigdala dan area tegmental ventral, dan bertemu di hippocampus ventral.

Aktivitas di jaringan ini, kata para ilmuwan, diintensifkan oleh ancaman akut. “Temuan ini mengungkapkan mekanisme konvergen yang rentan dimediasi di otak.” Dr Dzirasa menjelaskan pentingnya temuan tersebut, dengan mengatakan, “Apa yang sebenarnya kami ciptakan adalah peta depresi listrik di otak.”

“Kami berharap ini bisa digunakan sebagai tanda penentu depresi, dengan cara yang sama seperti tekanan darah adalah tanda tangan prediktif siapa yang pada akhirnya akan terkena serangan jantung atau stroke,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *