Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Memblokir Enzim Tertentu Dapat Menghambat Alzheimer Pada Tikus

2 min read

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menargetkan enzim BACE1 dapat membalikkan penumpukan plak beta amiloid di otak, yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer. Untuk saat ini, temuan ini terbatas pada tikus, namun mereka memberi harapan bahwa suatu hari manusia dapat memperoleh manfaat dari pengobatan yang sama. Para peneliti dipimpin oleh Riqiang Yan, dari Department of Neuroscience di University of Connecticut School of Medicine di Farmington.

Seperti yang ditunjukkan oleh Yan dan rekan, enzim yang dimaksud membantu menghasilkan peptida beta-amiloid . Penumpukan yang berlebihan dari peptida ini akhirnya menyebabkan patologi otak Alzheimer terkait dengan plak beta-amiloid. BACE1 melakukan ini dengan “membelah,” atau mendobrak, protein yang disebut protein prekursor amiloid. Tapi BACE1 juga memotong protein lain, sehingga mengatur proses penting di otak. Oleh karena itu, menghambatnya dapat menyebabkan beberapa gangguan sebagai efek samping.

Sebenarnya, serangkaian penelitian yang dirujuk oleh penulis telah menunjukkan bahwa merobohkan gen BACE1 pada tikus menyebabkan kerusakan pada perkembangan akson neuron, yang menyebabkan myelinasi tidak mencukupi (pembentukan selubung pelindung di sekitar neuron) dan bahkan depresi. Jadi, dalam studi baru ini, para peneliti ingin mengurangi BACE1 lebih lembut dan bertahap, dengan harapan hal ini akan menghasilkan hasil yang lebih baik dengan efek samping yang lebih sedikit. Mereka secara genetis merancang tikus yang akan kehilangan enzim ini sedikit demi sedikit, saat mereka berusia lanjut.

Tikus kemudian berkembang dengan sempurna sampai dewasa. Para ilmuwan kemudian mulai membiakkan mereka dengan hewan pengerat lain yang memiliki gejala mirip Alzheimer, seperti penumpukan amyloid plak di otak. Anak-anak berikutnya juga mulai membangun plakat di otak mereka sejak usia dini. Tapi saat mereka bertambah tua dan kehilangan lebih banyak enzim BACE1, plak mereka mulai berangsur-angsur menghilang. Selain itu, perubahan neuron ini tercermin dalam ingatan tikus dan kemampuan belajar, yang juga meningkat.

Yan mengatakan, “Data kami menunjukkan bahwa inhibitor BACE1 memiliki potensi untuk mengobati pasien penyakit Alzheimer tanpa toksisitas yang tidak diinginkan.” Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa fungsi sinapsis( ruang antara neuron yang memfasilitasi komunikasi) hanya sebagian pulih. Ini menyarankan kepada para peneliti bahwa beberapa BACE1 mungkin diperlukan untuk kesehatan sinaptik.

“Penelitian selanjutnya,” kata Yan, “harus mengembangkan strategi untuk meminimalkan gangguan sinaptik yang timbul dari penghambatan BACE1 yang signifikan untuk mencapai manfaat maksimal dan optimal bagi pasien Alzheimer.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *