Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Kecanduan Smartphone Membahayakan Mental Remaja

2 min read

Sebuah survei konsumen yang dilakukan tahun ini menemukan bahwa 82 persen orang Amerika memiliki atau dapat menggunakan smartphone. 92 persen cenderung menggunakannya saat berbelanja, 78 saat makan di rumah, dan 44 saat melintasi jalan.

Dr Hyung Suk Seo, dari Universitas Korea, memperingatkan bahwa ada lebih banyak bahaya dalam kecanduan ini daripada hanya potensi membuang banyak waktu berbagi meme dan video virus. Sebenarnya, remaja yang kecanduan ponsel dan internet memiliki ketidakseimbangan kimiawi di otak yang membuat mereka depresi dan cemas.

Dr. Seo dan tim bekerja dengan 19 remaja berusia 15,5 tahun, rata-rata terdiri dari sembilan pria dan 10 wanita yang sebelumnya telah didiagnosis dengan kecanduan smartphone atau internet. Otak para peserta diperiksa dengan menggunakan magnetic resonance spectroscopy (MRS), yang merupakan teknik yang memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi kadar berbagai bahan kimia di otak.

Dari 19 remaja yang kecanduan smartphone dan internet, 12 juga menerima terapi perilaku kognitif (CBT) selama 9 minggu sebagai bagian dari penelitian ini. Tipe CBT yang mereka terima diadaptasi dari sebuah program yang menargetkan kecanduan game.

Untuk mengevaluasi seberapa serius kecanduan para partisipan, para peneliti menggunakan tes standar yang berfokus pada sejauh mana penggunaan smartphone dan Internet mempengaruhi kinerja aktivitas sehari-hari, merugikan produktivitas dan kehidupan sosial, serta kesehatan tidur dan mental . “Semakin tinggi skor (pada tes ini),” jelas dr Seo, “semakin parah kecanduannya.”

Remaja yang kecanduan menjalani MRS baik sebelum maupun sesudah CBT, sementara kelompok kontrol hanya diperiksa menggunakan MRS satu kali. Para peneliti tertarik untuk mengukur kadar gamma aminobutyric acid (GABA) dan glutamat glutamin (Glx) di otak.

GABA adalah penghambat neurotransmiter yang berinteraksi dengan sinapsis saraf, memperlambat sinyal antara sel-sel otak. GABA menyeimbangkan efek Glx, yang merupakan neurotransmiter eksitasi yang mempercepat sinyal listrik di otak. Ketidakseimbangan di tingkat GABA dan Glx sebelumnya telah ditemukan berperan dalam gangguan mood seperti depresi dan kecemasan.

Setelah mengikuti ujian MRS, tim menemukan bahwa peserta kecanduan, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat, memiliki rasio GABA yang lebih tinggi terhadap Glx sebelum CBT di daerah korteks anterior cingulate otak, yang terlibat dalam kognisi dan regulasi emosi. .

Dr. Seo menjelaskan bahwa rasio GABA terhadap Glx dan GABA terhadap creatine (zat alami yang berperan dalam regulasi emosional dan kemampuan kognitif) secara signifikan terkait dengan tingkat keparahan kecanduan smartphone dan internet, serta dengan perkembangannya. kecemasan dan depresi.

Peneliti berhipotesis bahwa tingkat GABA pada korteks cingulate anterior pada remaja dengan kecanduan smartphone atau internet dapat dikaitkan dengan pemrosesan kognitif dan emosional yang rusak di otak. Namun, gagasan ini belum dikonfirmasi oleh studi klinis lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *