Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Implan Otak Dapat Memperbaiki Fungsi Otak Pada Alzheimer

2 min read

Periset melaporkan keberhasilan uji klinis yang menguji efektifitas stimulasi otak dalam memperlambat penurunan fungsi kognitif. Hal ini memungkinkan orang yang terkena penyakit Alzheimer untuk tetap hidup mandiri. Uji coba klinis baru-baru ini yang dilakukan oleh para spesialis menguji efisiensi implan untuk stimulasi otak dalam membantu penderita Alzheimer agar tetap hidup mandiri lebih lama.

Metode Dr. Douglas Scharre dan kolega memerlukan pemasangan kabel listrik yang sangat tipis ke lobus frontal otak, yang dikaitkan dengan memori kerja dan fungsi eksekutif, yang membuat area otak itu penting dalam pengambilan keputusan. Sinyal listrik dipancarkan melalui kabel implan sehingga bisa merangsang jaringan otak yang relevan. Pulsasi listrik dikendalikan oleh alat yang ditanamkan di dada. Ini menandai pertama kalinya perangkat stimulasi otak dalam telah digunakan dalam pengobatan penyakit Alzheimer.

Para peneliti merekrut tiga orang yang didiagnosis menderita penyakit Alzheimer yang setuju untuk memiliki kabel stimulasi otak dalam yang ditanamkan, dengan harapan bahwa kemerosotan fungsi kognitif mereka akan diperlambat. Setelah melakukan penelitian percontohan yang menjanjikan (yang mengindikasikan bahwa stimulasi otak dalam lobus frontal dapat memperlambat penurunan kemampuan fungsional di antara orang-orang yang didiagnosis dengan penyakit Alzheimer) Dr. Scharre bekerja sama dengan Dr. Ali Rezai, yang dulunya berbasis di Ohio State University tapi siapa yang sekarang berada di Rockefeller Neuroscience Institute di West Virginia University di Morgantown.

Dr. Rezai mengkhususkan diri pada neuromodulasi (teknik menstimulasi berbagai area syaraf untuk mengatur atau memperbaiki fungsinya). Dengan penuh semangat, ketiga peserta yang secara sukarela memiliki alat implan mengalami peningkatan gejala penyakit secara signifikan.

Seorang peserta, seorang wanita berusia 85 tahun, tidak dapat berhasil melakukan aktivitas sehari-hari tertentu (seperti menyiapkan makanan sendiri) sebelum intervensi ini dilakukan. Setelah periode 2 tahun di mana dia menerima stimulasi otak yang dalam, peserta dapat mengambil inisiatif dalam merencanakan dan menyiapkan makanan sederhana, mengatur tamasya, membawa sejumlah uang yang sesuai jika pergi keluar dan memilih pakaian mana yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan. Singkatnya, dia bisa mendapatkan kembali kemerdekaannya dalam banyak aspek kehidupannya.

Langkah selanjutnya bagi para periset adalah mencari cara non-bedah yang kurang invasif untuk menerapkan stimulasi otak dalam, sehingga memudahkan perawatan orang-orang yang menderita Alzheimer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *