Kabar Internasonal – Arab Saudi Harus Hentikan Blokade Terhadap Yaman

Ribuan orang tak berdosa yang tak terhitung akan mati di Yaman kecuali koalisi militer pimpinan Saudi tanpa syarat mencabut blokade negara tersebut. Pernyataan tersebut diutarakan oleh kepala tiga badan PBB yang telah memberikan memperingatkan.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang kuat, kepala Program Pangan Dunia, Unicef ​​dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa upaya blokade tersebut dapat diukur dalam jumlah nyawa yang hilang.

Persediaan termasuk obat-obatan, vaksin dan makanan menunggu masuk ke negara tersebut, kata badan tersebut. “Tanpa mereka, tak terhitung ribuan korban tak berdosa, di antara mereka banyak anak-anak, akan mati.”

Permohonan tersebut mengikuti sebuah pernyataan yang ditulis dengan keras yang dikeluarkan pada hari Rabu (15/11) oleh Kantor Luar Negeri Inggris yang meminta semua pihak untuk “memastikan akses segera untuk pasokan komersial dan kemanusiaan untuk mencegah ancaman kelaparan dan penyakit yang dihadapi oleh jutaan warga negara”.

Kekuatan Barat juga ikut terlibat dalam lobi di belakang layar yang intensif dari orang-orang Saudi. Pembicaraan di London yang dijadwalkan digelar minggu ini antara Arab Saudi, Uni Emirat Arab, AS, Oman dan Inggris telah tertunda.

Pernyataan Kantor Luar Negeri tersebut yang secara khusus ditujukan untuk pembukaan kembali pelabuhan Hodeidah yang ditutup, yang merupakan pintu masuk untuk 80% bantuan untuk mencapai negara tersebut.

Pada hari Senin (13/11), Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan bantuan memasuki pelabuhan di wilayah-wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah Yaman yang diakui secara internasional – yang sebagian besar adalah Aden, Mocha dan Mukalla di Yaman selatan dan barat – namun mengatakan bahwa mereka menginginkan diskusi dengan utusan khusus PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, untuk prosedur baru di Hodeidah.

Arab Saudi – yang memiliki kendali penuh atas langit di atas Yaman – mengatakan pelabuhan tersebut merupakan saluran pengiriman senjata ke pemberontak Houthi dan menginginkan adanya jaminan bahwa inspektur PBB akan menghentikan pengiriman sebelum pelabuhan tersebut dapat dibuka kembali.

Lebih dari dua tahun konflik antara koalisi pimpinan-Arab dan pemberontak Houthi yang bermarkas di Iran telah menghancurkan Yaman, yang dilanda kelaparan dan kolera.

Bahkan dengan pencabutan sebagian dari blokade tersebut, Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa 3,2 juta orang tambahan akan terdesak kelaparan. Jika tidak diobati, 150.000 anak-anak yang kekurangan gizi bisa meninggal dalam beberapa bulan mendatang.